METROPOLITAN : Agus Eriska Iskandar, mantan Pengawas Pemilu Desa dan Kelurahan (PPKD) di Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor. Kini, ia merupakan seorang analis Peraturan dan Perancang Perundang-Undangan di Biro Hukum Humas dan Pengawasan Internal Bawaslu RI. Banyak pengalaman yang ia rasakan selama menjadi penyelenggara pemilu. Seperti apa kisah perjalanan karirnya? Berikut petikan wawancara Harian Metropolitan bersama pria berusia 33 tahun:
Sejak kapan Anda bekerja sebagai penyelenggara pemilu? Saya bergabung bersama Panwascam Tanahsareal pada perhelatan Pilkada Gubernur Jabar dan Walikota 2018 hingga Februari 2019. Selanjutnya pindah ke Bawaslu RI sebagai analis dan perancang peraturan perundangundangan sampai saat ini. Sebelumnya Anda aktif dimana? Selain sebagai pengawas pemilu sebelum menjadi CPNS di Bawaslu RI, saya juga sebagai Dosen Fakultas Hukum di salah satu Universitas yang ada di Kota Bogor dan Guru PKN di MTs Mathaul Anwar 2 Cibadak Tanahsareal merangkap sebagai Humas juga disana. Apa yang mendorong Anda mau bekerja sebagai penyelenggara pemilu? Seperti kita ketahui pemilu adalah salah satu bentuk kedaulatan rakyat dimana pemimpin di pilih oleh rakyat. Sebagai perwujudan dari demokrasi, menjadi seorang pengawas dari hajatan ini menjadi sangat menarik dan menantang sekali. Kepedulian akan pemilu menjadi modal utama. Ingin berkontribusi untuk negara,s aya memilih untuk menjadi ujung tombak Bawaslu yaitu PPKD atau PPL pada Pilkada kemarin. Kenapa PPKD? Alasannya karena sebagai ujung tombak pasti menjadi yang lebih tahu persoalan dan permasalahan di lapangan. Maka saya mencoba total dan alhamdulillah di apresiasi oleh Bawaslu Jabar pada saat itu masuk sebagai tiga besar PPL terbaik se-Jabar pada Bawaslu Jabar award. Sebagai penyelenggara pemilu saat ini, apa yang ingin Anda lakukan? Untuk saat ini dalam posisi saya sebagai bagian dari BH2PI di Bawaslu RI tentunya mempersiapkan segalanya untuk suksesnya pengawasan penyelenggaraan pemilu, khususnya dari segi regulasi atau aturan. Sebagai petunjuk teknis untuk jajaran Bawaslu hingga PPKD. Bagaimana dengan fokus ke depan? Fokus ke depan terkait pengawasan pemilu tentunya fokus kami menjadikan Bawaslu lebih baik dalam segala hal nya. Agar kualitas pemilu di negara Indonesia ini menjadi yang terbaik. Selama bekerja sebagai penyelenggara pemilu, adakah pengalaman menarik yang Anda rasakan? Selama jadi PPL pengalaman yang menarik adalah kami harus terus memantau pergerakan dari peserta dan penyelenggara sebagai target pengawasan kami. Dalam hal pengawasan untuk penyelenggara pastinya sesuai tingkatan pengawasannya. Bersitegang dan berdebat terkait aturan main menjadi hal yang lazim terjadi. Apakah ada yang lain? Pada tahun 2018 saya juga mencalonkan diri sebagai calon Bawaslu Kota bogor. Alhamdulillah tembus sampai seleksi terakhir FPT di 10 besar, walaupun hasilnya tidak masuk 5 besar. Namun ini mungkin rencana Allah SWT untuk saya setelah gagal menjadi calon Bawaslu Kota saya mendaft a r k a n diri seb a g a i C P N S Bawaslu RI di formasi analis peraturan dan p e r a n c a n g perundangu n d a n g a n yang tanpa diduga-duga berjalan mulus sampai lulus sebagai CPNS di Baw a s l u RI.(rez)