METROPOLITAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui kepala Dinas Perhubungan (Dishub) telah berkonsultasi dengan Kepala Dishub Provinsi Jawa Barat (Jabar) untuk penataan Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) guna mengatasi kemacetan lalu lintas di banyak tempat di Kota Bogor.
"Kami melakukan konsultasi untuk penataan angkot, karena jumlah AKDP yang masuk ke Kota Bogor sangat banyak. Sehingga beban lalu lintas di Kota Bogor menjadi sangat berat. Kemacetan terjadi di banyak tempat, karena itu moda transportasi angkot ini perlu ditata," kata Kepala Dishub Kota Bogor Eko Prabowo. Menurut Eko, berdasarkan data di Dishub Kota Bogor, ada sekitar 4.000 unit angkot dari Kabupaten Bogor yang masuk ke Kota Bogor dan beroperasi dalam Kota Bogor. "Hal ini makin memberatkan beban lalu lintas di dalam Kota Bogor, sehingga terjadi kemacetan di banyak tempat," katanya. Eko menjelaskan, angkot dari Kabupaten Bogor yang masuk Kota Bogor ini dari empat sisi Kota Bogor seperti melalui perbatasan Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor dengan Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. "Di perempatan Ciawi, arus lalu lintasnya sangat padat. Baik angkot, minusbus maupun bus, dan tidak ada terminal," ujarnya. Di sisi barat, angkot dari Kabupaten Bogor ke Kota Bogor melalui Kecamatan Bogor Barat melalui Terminal Merdeka. "Saat ini Terminal Merdeka sudah tidak ada," tuturnya. Kemudian di sisi utara masuk ke Kota Bogor melalui Kecamatan Bogor Utara dan Tanahsareal. Dari sisi selatan, angkot dari Kabupaten Kecamatan Bogor Selatan. Ada juga angkot dari Kabupayen Bogor yakni dari arah Leuwiliang, Ciampea dan Dramaga melalui Terminal Bubulak. Saat konsultasi ke kepala Dishub Provinsi Jabar, Eko mengaku mendapat jawaban akan dikonsultasikan kepada gubernur Jabar. Eko menjelaskan, Pemkot Bogor telah memiliki beberapa konsep penataan moda transportasi, khususnya angkot. Antara lain peremajaan angkot dengan pola penukaran tiga angkot lama menjadi satu bus, serta penukaran dua angkot lama menjadi satu angkot baru. Pemkot Bogor, lanjutnya, juga akan menata angkot, khususnya di kawasan Sistem Satu Arah (SSA) di seputaran Kabun Raya Bogor. Di sisi lain, karena semakin banyaknya pertambahan jumlah kendaraan sedangkan ruas jalan relatif tidak bertambah, menurutnya, Pemkot Bogor juga mengusulkan pembangunan terminal bersama di batas daerah, antara Kota dengan Kabupaten Bogor. "Tempatnya di semua sisi yang menjadi pintu masuk dari Kabupaten ke Kota Bogor, misalnya di Ciawi, Bubulak atau Laladon, Kebonpedes, Cibuluh atau Ciluer dan sebagainya," tandasnya. (re/feb/run)