METROPOLITAN - Perayaan Tahun Baru Imlek 2022 di Wihara Dhanagun Kota Bogor berlangsung khidmat pada Selasa (1/2). Sejumlah umat dan etnis Tionghoa Kota Bogor silih berganti mendatangi wihara yang berlokasi di Jalan Suryakencana, Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, itu. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, umat yang datang untuk beribadah ke Wihara Dhanagun wajib melakukan scan barcode PeduliLindungi dan sejumlah protokol kesehatan (prokes). Salah satu umat yang melangsungkan ibadah di Wihara Dhanagun, Dina, mengaku pada perayaan Imlek Tahun 2022 relatif sepi jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Selain itu, umat yang datang juga harus menerapkan prokes saat hendak masuk wihara. “Perayaan Imlek tahun ini mungkin agak berkurang keramaiannya, namun tetap tak mengurangi maknanya. Silaturahmi tetap berjalan, walaupun ada keterbatasan karena pandemi,” kata Dina. Menurutnya, suasana pada perayaan Imlek Tahun 2022 serba terbatas meski tradisi silaturahmi dengan keluarga dan kerabat tetap khidmat. Namun, banyak yang tidak kumpul lantaran kondisi kesehatannya. “Suasana Imlek tahun ini sepi. Biasa ramai dan banyak saudara, sekarang berkurang. Ada yang nggak berani ketemu juga (silaturahmi, red),” ujarnya. Sementara itu, Pengurus Wihara Dhanagun Kota Bogor, Kusumah yang biasa disapa Ayung, menuturkan bahwa jumlah umat yang melakukan ibadah memang jauh berkurang jumlahnya. Sebab, kegiatan ibadah perayaan Imlek di Wihara Dhanagun memang digelar terbatas. Pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), umat bersembahyang dibatasi 75 persen. Hanya saja sekeliling bangunan yang berusia tiga abad itu dihias dengan ornamen merah. Lilin-lilin yang dipesan umat juga mulai dijajarkan di depan ruang doa dan dinyalakan tepat pada hari Imlek. Setelah melakukan ritual bersih-bersih vihara dan rupang atau patung dewa-dewi, wihara tetal melakukan dekorasi. “Pemasangan ornamen merah, bertanda menyambut datangnya Imlek,” kata Ayung di wihara. Ia mengatakan, selama masa pandemi Covid-19, sejak 2020 pengurus wihara sudah melakukan pembatasan aktivitas orang bersembahyang di wihara. “Umat akan mulai ramai bersembahyang pada malam tahun baru (31/1) berlangsung hingga pada tahun baru (1/2),” paparnya. Merujuk Surat Keputusan Wali Kota Bogor terkait PPKM Level 2, kapasitas maskimal setiap rumah ibadah yakni 75 persen. Untuk itu, Ayung meminta umat agar tidak datang bersembahyang secara berkelompok. “Jadi jangan datang bersamaan, karena kapasitas kita dibatasi. Selain itu, wajib PeduliLindungi, menggunakan masker, dan jaga jarak,” papar Ayung. Ia pun mengakui selama beberapa kali Imlek di masa pandemi, umat cenderung memilih beribadah di rumah ketimbang pergi ke rumah ibadah. Di masa normal sebelum pandemi, umat bersembahyang di wihara sekitar seribu orang dan berkurang jauh di masa pandemi hampir setengahnya. “Dengan berdoa di rumah, sama sekali tidak mengurangi makna Imlek. Apalagi di masa pandemi, dalam keadaan bencana, lebih baik di rumah,” tandasnya. (rez/eka/run)