Senin, 22 Desember 2025

Perbaiki Sarana Keagamaan dan Cetak Pengusaha Muda

- Sabtu, 25 Agustus 2018 | 09:05 WIB

METROPOLITAN -  Dua program unggulan yang dicanangkan salah satu anggota DPRD Provinsi Jabar dari F-PKS Dapil IV Kota dan Kabupaten Sukabumi, Abdul Muiz nam­paknya perlu mendapatkan acungan jempol. Pasalnya pro­gram yang digulirkannya mempu­nyai dampak positif seperti halnya perbaikan sarana keaga­maan dan mencetak pengusaha baru di wilayah Jawa Barat terbilang sukses. Bahkan, angka bantuan yang digulirkannya dalam satu tahun cukup fantastis yaitu Rp4 Miliar sampai Rp5 Miliar, untuk peningkatan sarana prasarana keagamaan baik rehab maupun bangunan baru. ”Alhamdulillah se­lama 4 tahun mendapat amanah saya fokus untuk memfasilitasi bantuan keagamaan melalui hibah Gubernur, baik sarana kobong, rehab masjid, rehab madrasah, majlis, pelaa­tihan guru diniyah dan beberapa yang lain­nya,” ujar Abdul Muiz kepada Metropolitan, Jumat (24/8) kemarin. Dia mengaku, anggaran Hibah Gubernur di Sukabumi di bidang keagamaan terbilang cukup besar karena banyak pesantrennya. Diantaranya, untuk program besar seperti rehab Masjid Agung Kota Sukabumi, pembangu­nan Masjid Agung Raudhotul Irfan Jalur Cibolang, Gedung Islamic Center dan Haji di Cikembar, Masjid pemprov Jabar di Sukaraja dan Masjid Agung Ciba­dak yang saat ini masih tahap peng­erjaan. ”Tidak hanya itu, serta bantuan ratusan pesantren yang terbangun melalui program 1000 kobong pertahun ang­garan yang terus digelontorkan,” jelasnya. Karena menurut Abdul Muiz, Sukabumi selain terkenal dengan Moci dan Gurilapsnya, baru-baru ini heboh dengan salah satu oby­ek wisata dunia yaitu Geopark Ciletuh Pala­buhanratu. Sukabumi juga dikenal kota santri, mengingat banyak pesantren besar yang telah melahirkan para ulama yang sangat disegani, termasuk daerah dengan jumlah madrasah diniyah yang sangat ba­nyak jumlahnya. ”Untuk itu, saya terus berupaya mendorong anggaran rehab dan pembangunan sarana keagamaan ini dapat tersalurkan. Bahkan, diharapkan bantuan pun dapat dirasakan merata hingga pelosok daerah,” imbuhnya. Tidak sampai disana, Abdul Muiz juga bakal mendorong peningkatan kesejahte­raan tenaga pendidik keagamaan sepetti guru, muallim dilingkungan madrasah dini­yah, pesantren dan majlis taklim atau peng­ajian Al Quran. Memang kewenangan kea­gamaan menjadi ranah kewajiban pemerin­tah pusat, sehingga pemerintah daerah masih sangat terbatas mengalokasikan dalam APBD untuk sektor ini. ”Dalam suasana HUT RI ke-73 ini, ternyata masih banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan, khususnya kesejahteraan guru diniyah, madrasah swasta, pesantren. Pada­hal peran kemerdekaan 17 agstus 45 tidak bisa dilepaskan dari jerih payah, pengorbanan, perjuangan para perintis kemerdekaan yang nota bene kaum santri, mualim dan lembaga pesantren merupakan tulang punggung perjuangan,” tuturnya. Oleh karena itu menurut Muiz sangat wajar jika pemerintah pusat memberikan peng­hargaan dan kesejahteraan para pelaku pen­didikan keagamaan. Seluruh elemen guru diniyah, guru madrasah dan pesantren harus kompak memperjuangkan haknya sebagai warga negara untuk mendapatkan perla­kuan yang sama dengan sekolah negeri dan swasta yang dibawah naungan Kemendikbud. (adv)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Memahami dan Menumbuhkan Ekonomi Kreatif

Rabu, 28 Desember 2022 | 00:15 WIB
X