Senin, 22 Desember 2025

Upaya Mengoptimalkan Pelaksanaan PJJ

- Jumat, 25 September 2020 | 15:12 WIB

PELAKSANAAN Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menghadapi banyak permasalahan. Mulai dari ketidakmampuan orang tua siswa membeli gadget dan paket data sampai soal kelemahan sinyal. Juga kebingungan sejumlah guru menyiapkan materi belajar. Kenyataan inilah yang juga dilihat Wali Kota Bogor Bima Arya ketika mengunjungi beberapa sekolah pada akhir Agustus lalu. Kesimpulannya, kegiatan PJJ tidak bisa ber­jalan maksimal. “Saya melihat langsung kondisi dan persoalan di lapangan seperti apa. Ini di Kota Bogor, belum berbicara di daerah yang lebih jauh,” katanya. Menurutnya, kondisi seperti ini adalah darurat pendidikan. Situasi darurat ini dip­erkirakan masih akan berlangsung cukup lama. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, menegaskan penerapan PJJ memang tidak akan selamanya. Sebab, prioritas pendidikan nasional adalah mengem­balikan para siswa ke sekolah dengan cara paling aman. “Tapi karena situasi pandemi yang dinamis, kita tetap harus mengantisi­pasi dan merencanakan pengoptimalan PJJ, sekali pun PJJ memang tidak ideal bahkan di seluruh dunia, tapi ini realitanya," ujar Nadiem pada Rakor Kebijakan Pembelaja­ran di masa pandemi Covid-19 secara vir­tual awal September lalu. Jadi tidak ada pilihan lain, PJJ harus diop­timalkan. Pemerintah Kota Bogor pun bert­indak sigap. Di antaranya menganggarkan pengadaan koneksi wifi dalam perubahan APBD Kota Bogor 2020. Juga memobili­sasi kepedulian warga membantu peny­ediaan gadget dan program Jaga Asa untuk orang tua asuh di sektor pendidikan. Se­dangkan untuk konten pembelajarannya, Pemerintah Kota Bogor menggandeng be­berapa pihak untuk memandu para guru menyiapkan konten PJJ. Senin, 21 September lalu, Program Wifi Publik Gratis di wilayah Kota Bogor akhir­nya diluncurkan. Peresmiannya ber­langsung di RT 04/16, Tegalgundil dan dihadiri juga Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto. Pada saat bersamaan, peluncuran serupa dilakukan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim yang didampingi beberapa anggota DPRD Kota Bogor di Kelurahan Margajaya. Di tahap pertama, ada 50 titik WiFi Publik yang diresmikan penggunaan­nya. “Dengan dukungan teman-teman dari dewan, program ini bisa terwujud. Jadi persoalan akses internet kita coba pecahkan dengan memasang 797 titi kak­ses wifi di seluruh Kota Bogor per RW,” ungkapBima. Sementaraitu, menurut Atang, program ini merupakan jawaban atas apa yang men­jadi permintaan warga. “Kita sama-sama berpikir bahwa ketika dunia pendidikan hari ini mengalami masalah, maka kita membayangkan sekian tahun yang akan datang juga akan ada masalah baru jika masalah ini tidak disele­saikan,” katanya. Disadari, keberadaan wifi gra­tis bisa saja memunculkan ke­rumunan, satu hal yang harus dihindari di masa sekarang. Kare­nanya, Bima meminta aparatur wi­layah membantu memantau jalannya PJJ di titik-titik yang sudah disediakan jaringan wifi agar tidak terjadi kerumunan. Termasuk saat pelajar mengakses wifi secara bersamaan. “Kita harus pastikan di titik-titik itu semuanya berjalan dengan pro­tokol kesehatan. Anak-anak bisa berkumpul di satu titik dengan protokol kesehatan dan dipandu orang tua,” lanjutnya. Merespons harapan itu, admin penga­turan WiFi Publik di RW 05, Kelurahan Margajaya, Hendi, menyanggupi untuk mengatur penggunaan wifi berdasar­kan jam masuk sekolah para siswa. “Insya Allah dari pagi sekitar jam 07:00-18:00 WIB. Jika nanti ada anak-anak yang ingin belajar malam hari, kita ikuti dengan tetap mengawasi dan menerapkan protokol kesehatan dan pembatasan waktu,” katanya. Di lingkungan RW 05 terdaftar jumlah siswa sebanyak 30 orang. Di antarnya Aqila Dwi Wangi, siswi kelas IX SMP Yap­sida. Ia sudah mencoba wifi tersebut ketika mengikuti PJJ mata pelajaran sejarah di Majelis Taklim RT 02/05, Kelurahan Marga­jaya. “Lancar dan jadi hemat, nggak lagi membebani orang tua. Biasanya sebulan sekali harus mengeluarkan uang Rp50-100 ribu untuk beli kuota,” katanya. Sejalan dengan program ini, Pemerintah Kota Bogor juga membuat panduan pelaks­anaan PJJ dan membantu para guru me­nyiapkan konten pembelajaran. “Ada kola­borasi antara Pusat Riset Pendidikan Masa Depan dan Kelas Pintar untuk menyusun pedoman dan konten pem­belajarannya. Jadi bukan hanya disi­apkan koneksinya saja, tapi konten­nya juga kami bantu,” ungkap Bima. CEO Kelas Pintar, Fernando Ufie, mengaku pihaknya akan memberikan layanan untuk menyediakan konten dari kelas satu hingga 12. “Sedangkan pe­domannya disusun Pusat Riset Pendidikan Masa Depan. Kami saling kolaborasi,” ungkapnya. Menurutnya, konten yang disediakan pada dasarnya tetap berlandaskan kuri­kulum 2013. “Namun diberikan kebebasan kepada guru dan siswanya untuk bisa mene­rapkan cara belajarnya seperti apa. Yang berbeda, konten yang disuguhkan akan ba­nyak menampilkan animasi dalam mempela­jari sesuatu dan powerpoint karena pada akhirnya esensi dari PJJ adalah pembelajaran yang memandirika nanak,” lanjutnya. Dengan adanya langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor, diharap­kan para siswa lebih terbantu dalam mengik­uti PJJ. (Advertorial)
-

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Memahami dan Menumbuhkan Ekonomi Kreatif

Rabu, 28 Desember 2022 | 00:15 WIB
X