METROPOLITAN.ID - Pada hari Kamis, 23 Oktober 2025, pasar komoditas global menunjukkan gambaran yang menarik, terutama pada pergerakan harga perak.
Data terkini pada pukul 00.01 WIB memperlihatkan adanya kontras yang signifikan antara pergerakan harga perak yang diukur dalam mata uang Rupiah (IDR) dan Dolar Amerika Serikat (USD).
Dalam mata uang domestik, harga perak per gram dan per ounce tercatat stagnan dengan perubahan $0 (0,00%): IDR/g: Rp25.673 (+Rp0) IDR/oz: Rp797.432 (+Rp0).
Namun, pergerakan ini sangat berbeda jika dilihat dari perspektif global, di mana harga perak yang diukur dalam Dolar AS justru mengalami koreksi tipis: USD/g: $1.55 (-$0.01 atau -0.72%) USD/oz: $48.09 (-$0.35 atau -0.72%).
Baca Juga: Harga Emas Perhiasan Hari Ini 23 Oktober 2025 Turun, Peluang Ambil Untung?
Stabilitas harga perak dalam Rupiah di tengah koreksi Dolar AS ini sebagian besar dapat dijelaskan oleh pergerakan kurs Rupiah yang juga relatif stabil di level Rp16.582 per Dolar AS (+Rp0 atau 0,00%).
Fenomena ini menunjukkan adanya keseimbangan sementara antara pelemahan harga komoditas global dan stabilitas nilai tukar Rupiah.
Implikasi Investasi bagi Investor Indonesia
Bagi investor di Indonesia, pergerakan harga perak memiliki dimensi ganda yang harus dicermati:
1. Risiko Kurs (Nilai Tukar)
Stagnansi harga perak IDR pada 23 Oktober 2025 adalah cerminan dari Rupiah yang relatif stabil.
Hal ini menunjukkan bahwa jika harga perak global (USD) sedang turun, namun Rupiah tidak melemah, maka investor domestik tidak akan merasakan adanya kenaikan harga perak yang signifikan.
Sebaliknya, kenaikan tajam Rupiah (apresiasi) dapat menggerus keuntungan investasi perak dalam Rupiah, meskipun harga perak global sedang naik.
Oleh karena itu, investor perak di Indonesia harus selalu memantau pergerakan harga global ($/oz) bersamaan dengan pergerakan Kurs Rupiah terhadap Dolar AS.
