METROPOLITAN.ID - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin pagi, 14 April 2025, dimulai dengan penurunan yang cukup signifikan.
Pada pembukaan pasar, IHSG tercatat berada di level 6.225, menunjukkan pelemahan yang jelas dibandingkan dengan penutupan sebelumnya.
Namun, fluktuasi yang terjadi di pasar saham Indonesia menunjukkan bahwa penguatan terhadap pelemahan ini bersifat sementara.
Baca Juga: Bukan Cuma Tupperware, Ini Deretan Perusahaan Besar yang Alami Nasib Tragis
Hal ini mengindikasikan ketidakpastian pasar yang membuat pergerakan IHSG sulit diprediksi dengan akurat di awal pekan ini.
Mengutip data dari RTI Business, situasi IHSG mulai membaik pada pukul 09:02 WIB, saat indeks kembali bergerak menguat sebesar 0,17 persen atau 10,47 poin menjadi 6.272.
Pergerakan ini menggambarkan ketidakpastian pasar yang masih sangat kuat di kalangan investor Indonesia.
Baca Juga: Resmi Pamit! Tupperware Indonesia Tutup Usia Setelah 33 Tahun Temani Keluarga
Dalam periode perdagangan tersebut, tercatat sebanyak 756,29 juta saham diperdagangkan, dengan nilai transaksi sebesar Rp871,65 miliar dan frekuensi perdagangan mencapai 59,8 ribu kali.
Di tengah fluktuasi yang tajam ini, pasar Indonesia mendapat sedikit angin segar dari kinerja bursa saham Amerika Serikat (AS).
Menurut Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, IHSG mendapat dorongan positif setelah bursa AS mengalami penguatan tajam.
Baca Juga: Harga iPhone Global Terancam Naik Gara-Gara Tarif Baru dari Trump, Lihat Prediksi Harganya!
Kenaikan ini dipengaruhi oleh pernyataan dari Presiden The Fed Bank of Boston, Susan Collins, yang menegaskan bahwa The Federal Reserve (The Fed) siap bertindak untuk menjaga stabilitas pasar keuangan apabila diperlukan.