METROPOLITAN.ID - Keputusan menyangkut harga rumah subsidi kabarnya sudah mendekati final. Disebut-sebut pengumumannya akan dilakukan di Februari ini, namun hingga kini kabarnya belum juga terdengar.
Wakil Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Bambang Ekajaya mengatakan, pengumuman kenaikan harga tersebut sangat ditunggu-tunggu para pengembang. Padahal sebelumnya, sempat ada kabar yang menyebut kalau pengumuman akan dilakukan di bulan ini.
”Sudah tiga tahun harga rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) tidak naik. Ditambah beban impact kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), tentu sudah sangat ditunggu-tunggu teman-teman pengembang,” katanya, Selasa (28/2).
Baca Juga: Hujan Deras, Rumah Warga dan 2 Makam di Kota Bogor Longsor, Begini Kondisinya
”PR pemerintah lagi banyak. Perumahan, subsidi listrik, dan lain-lain. Harusnya Maret final (kenaikan harga rumah subsidi, red),” tambahnya.
Bambang mengatakan, awalnya pihaknya mengusulkan kenaikan di persentase 10%, akibat dari kenaikan harga BBM pada September tahun lalu. Kemudian dari hasil diskusi, keluarlah angka 7% sebagai bentuk kompromi antara pengembang dan daya beli konsumen. Namun kabar terbarunya, kenaikannya menjadi 4,89%.
Di sisi lain, Bambang menyebut kenaikan harga bahan bangunan imbas dari BBM mencapai 30%. Tetapi, pihaknya harus tetap mempertimbangkan daya beli MBR, sekaligus beban para pengembang sebagai mitra strategis pengadaan rumah MBR.
”Dan tidak mungkin kami yang mensubsidi konsumen, harus balance. Semoga ada final decision yang bijak untuk kedua pihak, konsumen dan developer. Selain harga, tentu yang harus disiapkan pemerintah ada lah ketersediaan KPR Subsidi yang cukup agar backlock perumahan pemerintah bisa berkurang,” ujarnya.
Baca Juga: Tips Membangun Rumah Terkendala Dana Terbatas Tapi Hasilnya Keren, Cek Disini!
Sementara itu, pengamat dan ahli properti Steve Sudijanto mengatakan, kenaikan harga rumah merupakan hal wajar karena harga komponen bahan bangunan juga naik. Meski angka kenaikannya hanya 4,89% dari besaran 7% yang disosialisasikan sebelumnya, Steve yakin para pengembang bisa beradaptasi.
”Pengembang pasti bisa beradaptasi, karena salah satu syarat utama untuk survival adalah beradaptasi . Pengembang pasti punya formula khusus untuk bisa beradaptasi dalam kondisi saat ini,” katanya, saat dihubungi terpisah.
Steve juga berpendapat, saat ini sudah banyak komponen bangunan yang bagus dan environment friendly tersedia di dalam negeri. Sehingga, beban biaya para pengembang bisa berkurang lantaran tak perlu impor untuk bahan rumah MBR, kenaikan harga pun bisa diakomodasi sesuai inflasi.
Baca Juga: Indra Bekti - Aldila Jelita Sepakat Cerai, Sudah Seminggu Pisah Rumah
Sementara saat mencoba konfirmasi soal kebijakan kenaikan harga rumah subsidi itu, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Herry Trisaputra Zuna mengatakan, saat ini prosesnya masih berjalan di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dalam hal ini Badan Kebijakan Fiskal (BKF).