PEMILIK Kedai Mie Oma, Erika, mengatakan, nama mi sendiri dibuat lantaran pemilik kedai sudah berumur 65 tahun. Sehingga oma menjadi nama yang pantas untuk dijadikan brand kedainya. “Ide untuk nama datang pada 2009. Karena saya punya sebelas cucu, citra oma melekat pada saya. Jadi, kedai yang saya buka diberikan nama oma,” ujarnya.
Erika menuturkan, ada beberapa varian menu di kedainya. Di antaranya mi hitam berbahan dasar arang bambu yang berkhasiat melancarkan pencernaan. Sedangkan mi merah berbahan dasar buah bit yang berguna sebagai penambah sel darah merah. Ada juga mi hijau yang terbuat dari bayam yang dapat menguatkan sistem kekebalan tubuh. "Ini merupakan makanan tanpa bahan pewarna dan pengawet yang nyaman di lambung,” terangnya.
Sementara untuk kuah mi, sambung Erika, Kedai Mie Oma biasa menggunakan kuah kaldu dari rebusan daging ayam dan ceker. Potongan ayam pada taburan mi pun memakai daging ayam berkualitas. "Untuk bumbu lain, seperti sambal, saya juga bikin sendiri supaya pengunjung yakin dengan apa yang dimakannya," terangnya.
Meskipun baru berdiri setahun, lanjut Erika, kedai ini sudah memiliki pelanggan tetap. “Sudah banyak pengunjung yang merasa cocok dengan mi di sini karena tidak ada bahan pengawet. Terkadang ada juga yang mencari makanan enak yang berkhasiat," tambahnya.
Erika melanjutkan, satu porsi mi dihargai Rp12.000. Harga ini berlaku untuk seluruh jenis mi di Kedai Mie Oma. Pengunjung juga dapat merasakan mi sehat yang sedap di mulut. "Pengunjung bisa datang ke kedai bila ingin menyantapnya. Kita juga bisa dipesan melalui online di facebook @Kedai Mie Oma," ungkapnya.
(mam/py)
