METROPOLITAN – Terlahir dari keluarga yang berlatar belakang di dunia pendidikan, tidak lantas membuat Danti Maharanti berkarir di pendidik. Wanita kelahiran 1975 malah melenceng jauh dari dunia pendidikan, karena ia memilih berkarir didunia kuliner.
Berawal dari keinginan sang Ibu yang memantapkan dirinya bersekolah di SMK 3 Bogor, Danti Maharani akhirnya sekolah mengambil juruasan jurusan pastry, dan dari situ awal mula Danti menyukai dunia kuliner. Usai lulus SMK Danti pun akhirnya melanjutkan pendidikannya di National Hotel Institute (NHI) Bandung dengan jurusan pastry.
Lulus di tahun 1994, membawanya bekerja di salah satu hotel di ibu kota, sebagai pastry. Namun ia hanya bertahan selama tiga tahun. Danti meninggalkan pekerjaannya sebagai pastry dan mencoba masuk di dunia pendidikan.
Ia mengajar di Akademi Perhotelan Pertiwi Jakarta, sambil mengajar Danti mengembangkan bakatnya dengan membuka usaha kue di rumahnya. "Saya coba usaha kue di rumah sambil ngajar, saya juga suka titip enam produk saya di toko-toko, kafe dan supermarket di Jabodetabek. Alhamdulillah perkembangannya sangat bagus," ujar wanita berhijab itu.
Perkembangan usaha yang bagus membuatnya membuka toko kue di Bangbarung, Bantar Jati, Bogor. "Saya tutup tokonya karena kan saya jadi kebagi fokus sama produksi dan penjualan di tokonya. Jadi saya fokus untuk di produksinya di rumah sambil saya ngulik bahan-bahan lokal," tutur Danti.
Danti juga berhasil membuat olahan yang unik, dan membuatnya menjadi sorotan media muali dari media cetak dan media elektronik. Bukan hanya membuat olahan yang unik, 2017 Danti pun pernah mengikuti lomba tingkat provinsi dengan membawa nama Kota Bogor di acara Food Etnik. Ia meraih juara umum dengan membawa olahan dari umbi-umbian.
Selain itu, Danti juga bergabung dengan Indonesian Chef Association (ICA) dan membuatnya sering mengikuti demo memasak dan mendampingi lomba untuk mahasiswanya. Ia juga menjadi orang yang dipercaya untuk konsultasi produk Unit Kerja Mandiri (UKM) mengenai bahan baku dan kualitas produk. Juli 2018 mendatang Danti dipercaya untuk mewakili lomba tingkat provinsi di Bandung dengan tema sayur dan buah.
"Saya akan mencoba mengembangkan sayuran dan buah-buahan yang sudah mulai langka dan membuat olahan terbaru. Saya sudah berencana membuat selai dari pare," tutur Danti.
Sampai saat ini, Danti telah membuat burger ubi ungu dengan roti yang terbuat dari ubi dan mengganti daging dengan olahan ubi, burger warna-warni dengan warna yang dihasilkan dari wortel untuk warna orange, daun pandan untuk warna hijau, angkak untuk warna merah dan gabah yang dibakar untuk menghasilkan warna hitam.
Selain olahan burger, Ia juga membuat kukis bawang merah dengan diberi selai bawang merah dan kukis tanpa tepung terigu, pempek tanpa lauk yang diganti dengan sayuran dan menggunakan tepung talas, naget ubi, liwet singkong dan cilok kentang dan rumput laut.
(cr1/c/mam/py)