METROPOLITAN – Pertumbuhan investasi di Kota Bogor mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Terbukti dengan pertengahan semester 2018 ini, laju investasi di Kota Bogor sudah mencapai setengah dari target yang ditetapkan yaitu, Rp2,4 Triliun. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bogor Denny Mulyadi mengatakan, untuk laju investasi di Kota Bogor mengalami kenaikan di setiap tahunnya. Hal itu terlihat dari tahun 2017 kemarin, dengan target Rp2,315 triliun dan total investasinya melebihi target yaitu di angka Rp2.947 triliun. Pada 2017 sendiri investasi didominasi disektor infrastruktur. Sedangkan untuk 2018, laju investasi di Kota Bogor masih didominasi oleh bidang perdagangan dan jasa seperti hotel, resto, dan lain sebagainya. Kontribusi yang paling besar untuk Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga ada di bidang tersebut. “Sekarang bisa dilihat untuk perhotelan dan tempat kuliner, dan beberapa bidang perdagangan dan jasa lainnya yang memberikan investasi yang cukup tinggi,” kata Denny. Banyak para investor yang berinvestasi dibidang perdagangan dan jasa di Kota Bogor, namun untuk dengan jumlah investasi tertinggi hadir di sektor tersier seperti, kontruksi, perdagangan dan reparasi, hotel dan resto, transportasi, perumahan dan jasa lainnya.”Tahun sebelumnya selalu melebihi target dan untuk tahun 2018 masih belum terlihat, karena data yang telah masuk pun belum ditetapkan,” papar Denny. Namun, sesuai dengan kebijakan dari Wali Kota Bogor Bima Arya, untuk kebijakan inves di Kota Bogor ada tiga hal yang perlu diperhatikan diantaranya, Green city, Smart City dan Heritage City. Denny juga menjelaskan, untuk green city yaitu posisi gedung harus disesuaikan dengan lingkungan sekitar,kontribusi penanaman pohon dan lain sebagainya. Smart yang artinya bangunan yang didukung dengan fasilitas internet yang memadai untuk menjadi sumber informasi. Dan heritage yang artinya pembangunan pun harus dibatasi dengan kondisi wilayah. (cr1/c/mam)