METROPOLITAN – Kebutuhan fesyen memang menjadi perhatian utama setiap wanita. Mulai dari pakaian hingga alas kaki. Terkadang untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tak sedikit wanita rela merogoh kocek dalam. Namun kini hadirnya D’Gawan membuat sejumlah kaum hawa lega. Koleksi sepatunya cukup banyak. Harganya juga terjangkau. Pemilik D’Gawan, Galih Kurniawan, menuturkan, produk yang dijualnya menawarkan harga murah dengan kualitas bersaing dengan merek terkenal lainnya. Selain menjual produk, Galih juga menyediakan jasa untuk membuatkan produk sepatu atau sandal dengan merek yang diinginkan. Harganya mulai dari Rp85.000 hingga Rp110.000. “Jadi nanti sistemnya pelanggan datang dan minta dibuatkan dengan model yang kami miliki atau dengan model yang diinginkan pelanggan. Lalu kami juga buatkan dengan merek yang diinginkan pelanggan. Jadi, bukan pakai merek dagang D’Gawan kita,” ujarnya. Selain menerima pemesanan maklon, ia juga menerima pemesanan dropside atau minimal tiga pasang, dengan harga Rp120.000 dengan diskon 20 persen per pasang dari harga normal. Tak hanya itu, Galih juga membuka reseller dengan pemesanan minimal Rp2,5 juta atau mendapat diskon 40 persen dari harga normal. “Jika dihitung per pasang, dengan modal Rp2,5 juta akan mendapat 23 pasang sepatu atau sandal dengan berbagai pilihan model dan bahan,” terangnya. Sepatu lokal Bogor dengan harga terjangkau ini memiliki bahan yang lembut dan nyaman dipakai, dengan model dan pilihan warna yang mengusung konsep kekinian. Memuat sepatu lokal Bogor yang diproduksi Galih selalu diburu remaja wanita saat ini. Bisnis yang digelutinya sejak 2015 sudah tersebar di berbagai kota di Indonesia, dengan pemesanan reseller, maklon ataupun drop side. Galih pun memasarkan produknya dengan mengandalkan media online Instagram dan Shoope. Ia juga memiliki gudang atau tempat pembuatan di Bogor Nirwana Residence (BNR). Sedangkan untuk menyimpan stok sepatu, Galih mengandalkan rumah pribadinya di Pakuan Regency, Dramaga, Bogor. Dengan modal Rp60 juta dan mendapat omset pertama Rp150 juta per bulan, hingga saat ini pria kelahiran Lampung itu telah memiliki omset sebesar Rp200 juta per bulan. (cr1/a/mam/py)