METROPOLITAN - Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindsutri Indonesia menciptakan pupuk silika BioSilAc. Pupuk ini mampu membuat tanaman tahan di kekeringan dan menambah hasil panen. Hal tersebut dibuktikan melalui beberapa percobaan, salah satunya pada tanaman padi dan sawit di beberapa daerah, seperti Lampung, Belitung, dan Tanjung Lago, Sumatera Selatan. Pada percobaan tersebut terjadi peningkatan hasil panen 60 persen dibandingkan tidak menggunakan BioSilAc, “Pada tanaman sawit, hasil panen meningkat 15 persen,” ujar inventor BioSilAc Doktor Laksmita Prima Santi. BioSilAc merupakan pupuk silika terdiri dari asam silikat yang diperkaya dengan bakteri dan fungi pelarut silika. Produk ini merupakan inovasi teknologi yang tergolong baru dalam perkebunan dan pertanian. Berbeda dengan pupuk silika lainnya yang hanya mengandung unsur Si (silika) sebesar 20-60 persen, BioSilAc besutan Biotek ini mengandung unsur Si sampai 90 persen. “BioSilAc terbuat dari pasir kuarsa yang telah melalui tahapan ekstrasi sehingga dapat digunakan sebagai pupuk,” ujar Laksmita yang juga peneliti di Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia. Menurut dia, unsur Si yang tinggi pada BioSilAc memiliki banyak manfaat terhadap pertanian dan perkebunan, seperti meningkatkan kekuatan jaringan tanaman, menyerap unsur hara lebih optimal serta meminimalisasi hama dan penyakit serta mengefisiensi penggunaan air. BiosilAc cocok digunakan untuk tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai serta tanaman perkebunan seperti sawit dan tebu. “BioSilAc juga dapat digunakan untuk tanaman lainnya di lahan bertekstur pasir, gambut, rawa, sulfat masam, dan lahan kering masam,” jelas Laksmita. Saat ini, Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia yang berlokasi di Jalan Taman Kencana No. 1, Babakan, Bogor Tengah, sedang mendorong komersialisasi penggunaan BioSilAc untuk perkebunan dan pertanian. ”Siap dijual awal tahun 2020 mendatang,” pungkasnya. (mg1/els)