METROPOLITAN - Menurut Amanda, setiap hari panen. Sekarang ada sekitar 400 jenis sayuran dan buah yang dijual Sayurbox. Bahkan, ada berbagai produk pertanian yang kadang tidak ada di supermarket atau di pasar. Misalnya, buah tin, aneka buah beri, atau buah-buahan unik lainnya. Hal tersebut menjadi nilai lebih jualan Sayurbox.
Nilai lebih lainnya dibandingkan supermarket atau pasar: produk yang dijajakan Sayurbox diklaim lebih segar karena dipetik langsung dari lahan petani yang dipanen setiap hari sehingga tidak melewati banyak rantai distribusi. Selain itu, saat penanamannya tidak memakai banyak pestisida sehingga produknya tidak tahan lama. Makanya, pihaknya harus pintar-pintar dalam managing cycle agar lebih efisien bisa sampai ke konsumen dengan baik. Cakupan harga tergantung pada produknya. “Misalnya lagi panen raya, harga bisa murah. Buah naga Rp3.000/kg atau ada juga yang paling mahal, yaitu stroberi, bisa mencapai Rp 40.000/kg,” ucap Amanda. Sekarang Sayurbox sudah bermitra dengan petani yang kebanyakan dari Jawa Timur dan Jawa Barat, seperti Cipanas, Lembang, Sukabumi,dan Bogor. “Kami sudah bekerjasama dengan sekitar 200 petani,” ujarnya. Sementara itu, CEO Arrbey Consulting Handito Joewono, kehadiran Sayurbox tetap menjadi ide yang bagus, menarik, dan bermanfaat. Hanya saja, memang karena saat ini kompetisi untuk startup di bidang logistik dan perdagangan sudah makin banyak, dibutuhkan bisnis model yang komprehensif. Bisnis model yang tidak sekadar menawarkan kemudahan transaksi, baik buat pemasok maupun konsumen, tetapi juga sebenarnya membutuhkan kelengkapan mekanisme pelayanannya. Sayurbox memasarkan produk yang membutuhkan penanganan khusus karena gampang rusak; membutuhkan pendingin agar produknya tidak cepat rusak. (swa/els)