METROPOLITAN - Hidup di perkotaan dengan lahan terbatas di rumah tidak membatasi Retno untuk memiliki kebun sendiri. Saat memutuskan menjadi ibu rumah tangga setelah menikah di 2015, Retno membuat kebun sendiri di halaman rumahnya yang mungil di kawasan Jonggol, Kabupaten Bogor,.
Awalnya ia menanam sayuran yang mudah ditanam seperti kangkung, bayam, cabai, dan tomat. “Keinginan saya itu membuat edible garden (konsep tanam tanaman yang yang boleh dimakan) di rumah. Awal mulai berkebun, banyak banget yang mencibir soal waktu, uang, dan usaha yang terbuang untuk menanam sayuran. Sementara harga sayuran di pasar sangat murah, hanya 2.000 rupiah per ikat. Namun bagi saya, ini bukan soal uang tetapi untuk kepuasan saya,” jelas Retno. Menurut Retno, dengan menanam sendiri, banyak yang manfaat yang ia rasakan. “Jika kita menanam sendiri maka kita tahu apa yang kita makan, bagaimana proses sayuran itu tumbuh, pupuk apa yang digunakan, dan sebagainya sehingga ketika makan nggak perlu waswas apakah (tanaman) ini bersih dari pestisida atau tidak,” katanya. Beberapa kendala dihadapi saat Retno berusaha mewujudkan mimpinya, mulai dari gagal tanam sampai serangan hama. Retno tidak menyerah. “Sampai sekarang saya masih belajar bercocok tanam. Karena latar belakang pendidikan saya bukan di bidang pertanian, dari awal saya belajar secara autodidak, baca-baca dari buku dan internet. Learning by doing saja,” akunya. Berbekal pengetahuan yang ia serap, Retno akhirnya menanam tanaman apa pun di pekarangannya. “Tinggal di Jonggol, Bogor yang iklimnya mirip dengan Jakarta, saya awalnya pesimis menanam beberapa tanaman tertentu seperti pohon stroberi dan pohon anggur. Ternyata tumbuh, malah berbuah lebat sekali. Sejak saat itu, saya tanam apa pun yang bisa saya tanam. Kalau gagal, ya tidak apa-apa,” kata wanita kelahiran Semarang, 19 Februari itu. Siapa sangka, jumlah tanaman di halaman rumah Retno R. Kusumaningtyas semakin banyak, hingga ia memutuskan untuk menjualnya bagi siapa saja yang berminat. “Kalau sudah banyak tanamannya, saya bingung mau ditaruh di mana lagi. Akhirnya saya jual saja ke pengikut saya di Instagram. Kebetulan sejak awal saya aktif membagikan foto tanaman di Instagram,” terang pemilik akun @kilikulikgarden yang memiliki lebih dari 25 ribu pengikut. (bin/els)
