Senin, 22 Desember 2025

Sembako Meroket, Kementan Obral Harga Di Sempur

- Jumat, 29 Maret 2019 | 09:51 WIB

METROPOLITAN - Mendekati Ramadan, harga sembilan bahan pokok alias sembako sering meroket. Bahkan, pakar ekonomi memprediksi kenaikan harga bahan pokok itu bisa mencapai 50 persen.

Naiknya harga sembako kerap dikeluhkan ibu rumah tangga belakangan ini. Sejak awal Maret, di pasar tradisional Kota Bogor harga sembako memang melonjak tajam. Seperti ikan asin teri yang biasanya per kilogram hanya dipatok Rp90.000, kini justru ganti harga hingga Rp98.000. Begitu pula dengan harga sayuran. Bayam yang seharusnya Rp2.000 per ikat malah naik Rp1.000 menjadi Rp3.000.

Menurut pedagang di Pasar Jambu Dua, Sholeh, kenaikan harga sembkao dipicu karena jelang Ramadan. Seperti tahun sebelumnya, setiap momen ini pedagang terpaksa mengganti harga. “Kalau mau munggahan memang begini (harga naik, red). Ditambah faktor cuaca juga yang begini jadiya tambah komplet,”tuturnya.

Kondisi ini membuat Kementerian Pertanian (Kementan) turun tangan menggelar pasar murah. Bertempat di Kleurahan Sempur, gelar pangan murah yang digagas kementan ini menggandeng Toko Tani Indonesia, Kamis kemarin langsung diserbu warga.

Beberapa komoditas pangan yang dijual yakni daging sapi seharga Rp75.000 per kilogram, daging ayam Rp30.000 per kg, cabai merah Rp12.000 perkg, bawang merah Rp24.000 per kg, bawang putih Rp22.500 per kg, telur ayam Rp21.000, minyak goreng Rp11.000 per kg, beras Rp8.800 per kg dan gula pasir Rp11.500 per kg.

Warga Kelurahan Sempur, Kota Bogor, Nurjana (30), mengatakan, harga yang dijual dalam gelar pangan tersebut jauh dengan harga di pasaran. Ia membandingkan harga daging sapi, di mana harga di pasar mencapai Rp110.000 per kg. Sementara di bazar tersebut, harganya hanya Rp75.000 per kg.

Melonjaknya harga pangan dijawab Satuan Tugas Toko Tani Indonesia Center, Marzuki. Menurut dia, kenaikan harga pangan dipicu karena panjangnya rantai paoskan. Ia pun menuding kalau banyak pengepul yang terlalu besar mengambil untung ]”

Sebenarnya harga tinggi itu tidak dinikmati petani, mahalnya harga komoditas pangan terjadi karena panjangnya rantai pasokan. Pengepul terlalu banyak cari untung,” ujar Marzuki di sela gelar pangan murah dan produk UMKM, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Kamis (28/3/19).

Terpisah, Pengamat Ekonomi dan Kebijakan Publik, Saefudin Zuhdi, memprediksi akan ada gejolak ekonomi di masyarakat terlebih menjelang Ramadan. Akibat kebutuhan masyarakat meningkat, kenaikan harga bisa sampai 20-50 persen.

Apalagi, ia melihat tanpa ada dukungan suplai makanan atau bahan pokok dari supplier ini akan memperparah kenaikan harga kebutuhan dapur.”Kebutuhan masyarakat naik, otomatis akan meningkatkan pembelian masyarakat. Pemerintah harus men-mensuplainya barangnya, jangan sampai langka,” terangnya. (rb/pr/feb/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Update Harga Perak Hari Ini Minggu 21 Desember 2025

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:06 WIB
X