Senin, 22 Desember 2025

Olahan Plastik Datangkan Omset Rp10 Juta

- Kamis, 11 April 2019 | 08:29 WIB
OLAHAN: Yanti, pebisnis olahan sampah yang sukses menjalankan bisnisnya.
OLAHAN: Yanti, pebisnis olahan sampah yang sukses menjalankan bisnisnya.

METROPOLITAN - Siapa bilang plastik hanya bisa diolah menjadi barang biasa? Di tangan Yanti dari Komunitas Lingkungan, sampah plastik kering disulap menjadi barang bernilai tinggi.

Sampah  plastik kering tersebut bisa diolahnya menjadi beragam produk, mulai dari tas, dompet, sampul buku harian atau sampul catatan, hingga payung. Omzetnya pun bisa dikatakan lumayan untuk ukuran sampah plastik yaitu sampai Rp 10 juta per bulan.

”Alhamdulillah itu (omzet) sebulan sekitar Rp 5 juta sampai Rp 10 juta bersih,” ungkap pendiri komunitas lingkungan Trashion, Yanti.

Yanti bercerita jika dirinya mulai mengolah sampah plastik dari bank sampah sedari tahun 2007 dengan mengumpulkan semua jenis sampah kering dari masyarakat sekitar. Namun, saat itu tak mudah baginya untuk memasarkan olahan sampah plastik agar diminati oleh masyarakat.

”Ketika sudah terkumpul (sampah plastik) yang kemasan-kemasan kita mau jual kembali tidak ada yang mau menerima. Saya harus berfikir, bahwa ini tidak boleh kembali ke lingkungan karena visi misi kita bank sampah adalah mengurangi sampah lingkungan terutama sampah plastik,” kata wanita yang kini berusia 49 tahun tersebut.

Akhirnya ia mulai bereksperimen dengan membeli alat jahit yang lebih bagus agar hasilnya nanti bisa lebih kuat dan bernilai tinggi dari segi kualitas serta desain. Setelah itu ia mengaku jika komunitasnya mulai dilirik oleh JGC (Jakarta Green and Clear) yang kemudian mendapatkan predikat terbaik dalam lomba lingkungan.

”Inspirasinya jika sekarang ya mengikuti zaman, namun kalau dahulu hanya sekadar masih coba-coba sampai 100 barang olahan tidak ada yang beli. Akhirnya saya harus inovasi terus agar masyarakat tidak bosan melihat hasil kita. Jadi saya suka buka-buka di internet model-model tas yang bisa disesuaikan dengan bahan ini (plastik kering) karena bahan ini tidak bisa seperti bahan kain atau kulit yang elastis. Sehingga saya memikirkan bagaimana plastik-plastik ini tetap ada desainnya gitu,” papar wanita yang juga menyebut komunitasnya I2KL (Ibu-ibu komunitas lingkungan).

Yanti sadar akan sulitnya sampah plastik diurai sehingga perlu ada aksi nyata dalam mengurangi sampah plastik Salah satunya dengan mengolah menjadi barang yang dapat digunakan kembali dan bernilai tinggi.

“Jadi dengan mengajak masyarakat untuk mengurangi plastik dan membawa tumbler sendiri itu merupakan langkah yang baik untuk menjaga lingkungan kita di masa depan,” papar Irma.(in/feb)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Update Harga Perak Hari Ini Minggu 21 Desember 2025

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:06 WIB
X