Minggu, 21 Desember 2025

Suplai Metanol Masih Jomplang

- Rabu, 21 Agustus 2019 | 09:35 WIB

JAKARTA, Jawa Pos – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menilai investasi di sektor industri hulu masih minim. Dalam kurun waktu hampir 20 tahun, minimnya investasi telah berdampak pada suplai bahan baku industri hulu petrokimia yang saat ini mencapai 5,6 juta ton per tahun.

Dengan kapasitas produksi dalam negeri yang baru 2,45 juta ton, kebutuhan metanol dalam negeri belum bisa terpenuhi. Hal itu mengakibatkan adanya ketergantungan impor dari luar negeri yang jumlahnya 53 persen.

’’Salah satu produk industri hulu petrokimia yang memiliki ketergantungan tinggi pada impor adalah metanol,” ungkap Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian Johnny Darmawan di Jakarta kemarin (19/8).

Metanol merupakan bahan kimia dasar yang banyak digunakan dalam berbagai industri. Kadin mencatat, nilai yang diimpor mencapai USD 12 miliar per tahun atau setara Rp 174 triliun. Di Indonesia, 80 persen pembeli metanol adalah industri formaldehid yang menghasilkan adhesives untuk plywood dan industri wood processing lainnya.

Johnny mengungkapkan, selain sebagai bahan baku industri kimia hilir, metanol diproyeksikan sebagai bahan bakar alternatif masa depan karena memiliki bilangan oktan yang tinggi. Di sisi lain, kebutuhan metanol di Indonesia tiap tahun terus meningkat.

Pada 2021, diprediksi kebutuhannya mencapai 900 ribu ton. Sedangkan kemampuan menyuplai dari produksi dalam negeri hanya 350 ribu ton per tahun.

’’Ini tantangan bagi semua pihak (pemerintah dan pelaku usaha). Sebab, apabila produk metanol tidak dibenahi dari sekarang, industri kimia hilir tidak menjadi sustainable industry dan sulit bersaing,” urai Johnny.

Pendirian pabrik metanol sangat menjanjikan dan strategis dalam mendukung sustainable industry di Indonesia dalam jangka panjang. Saat ini adalah momentum bagi pelaku usaha untuk mendorong pemerintah mengembangkan pabrik metanol, yakni melalui pengembangan industri dan kawasan industri hulu petrokimia di wilayah yang memiliki potensi gas yang banyak. ’’Seperti di Teluk Bintuni dan Blok Masela,” pungkasnya. (agf/c17/oki)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Update Harga Perak Hari Ini Minggu 21 Desember 2025

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:06 WIB
X