JAKARTA, Jawa Pos – BPH Migas mengimbau badan usaha BBM untuk aktif ekspansi di wilayah yang belum mempunyai SPBU. Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa menyebutkan bahwa saat ini ada 1.412 kecamatan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yang belum memiliki lembaga penyalur BBM.
Masyarakat di sana pun harus menempuh jarak cukup jauh guna membeli BBM. ’’Ini yang kita harapkan kepada Pertamina, Shell, AKR, Total, Vivo, dan siapa pun bisa membangun SPBU mini di lokasi kecamatan 3T untuk menjual BBM umum, bukan solar dan premium,’’ katanya kemarin (22/8).
Bagi wilayah yang masyarakatnya tidak mampu membeli BBM umum seperti pertalite, pertamax, maupun dexlite, pemerintah akan membangun sub penyalur melalui program BBM satu harga. ’’Ini skala penyalur kecil yang menjual maksimal 3.000 kl (kiloliter) per hari. Ada biaya angkut yang ditetapkan bupati setempat dan diambil dari SPBU terdekat dan konsumennya tertutup,’’ terangnya.
Saat ini jumlah SPBU di Indonesia masih sangat kurang jika dibandingkan dengan luas wilayah. Dengan luas daratan yang mencapai 1,9 juta kilometer (km) persegi, jumlah SPBU hanya 7.415 unit. Artinya, satu SPBU harus meng-cover sepanjang 250 ribu km persegi. (vir/c14/oki)