METROPOLITAN - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengatakan, impor daging kerbau beku India sebanyak 18.000 ton bakal terus masuk ke Indonesia hingga Desember 2019 untuk menekan harga daging sapi yang merangkak naik. Merespons hal tersebut, pedagang daging kerbau di Pasar Jatinegara, Yusuf (45), berharap pemerintah mengkaji lagi kebijakan tersebut. Alasannya, saat ini stok daging kerbau masih banyak dan kurang diminati pembeli. "Paling juga tukang bakso, restoran, masakan padang, tukang katering,” ujarnya. Setiap bulannya, Yusuf mengambil stok sebanyak dua boks atau 40 kg daging kerbau dari supplier PT Harmoni Jaya Pulogadung yang sebelumnya supplier tersebut menerimanya dari Perum Bulog. Yusuf mengaku dari pesanan tersebut tak jarang masih banyak daging kerbau yang tersisa, bahkan sampai dua bulan tak kunjung terjual. Belum lagi, proses pengiriman dari India ke Indonesia. Sehingga tak heran jika peminat daging lokal lebih banyak dibanding daging impor. "Jadi kurang segar. Kalau dimasak lebih lama empuknya,” lanjutnya. Pedagang daging kerbau lain di Pasar Jatinegara, Aziz, mengalami nasib yang sama. Bahkan, dia hanya habis terjual 2-3 kg per hari. Meskipun dia tidak menyangkal dengan adanya daging kerbau semakin banyak pilihan daging yang ia jual. (dtk/suf/py)