METROPOLITAN - Bank Mandiri berkomitmen mengoptimalkan dana penempatan pemerintah untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari dampak pandemi Covid-19. Untuk itu, Bank Mandiri menyalurkan sekitar Rp3,5 miliar berupa kredit produktif kepada sepuluh debitur segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Bogor, Jawa Barat. Kesepuluh debitur tersebut merupakan pelaku usaha kontraktor, supplier jasa pengendali hama, petani jambu biji, produsen sandal wanita, pelaku pertanian hidroponik, pemilik penggilingan tapioka, produsen keripik singkong dan pisang dan peternak ayam potong. Mereka mendapatkan pembiayaan berskema Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dengan besaran bervariasi di kisaran Rp100 juta hingga Rp1,2 miliar. Regional CEO Bank Mandiri Jakarta III Anton Zulkarnain mengaku pihaknya menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan program PEN ini dengan optimal, namun tetap menjaga kehati-hatian dan track record debitur di perbankan. “Kami memanfaatkan seluruh jaringan mikro dan UKM kami di lapangan untuk memastikan bahwa debitur tersebut memang layak dan benar-benar memiliki usaha yang potensial. Tujuannya agar pembiayaan ini tepat sasaran dan benar-benar bisa menggerakkan ekonomi masyarakat, sesuai tujuan program PEN,” kata Anton. Tak hanya itu, pihaknya juga akan melakukan pendampingan dan monitoring kepada debitur penerima kredit PEN agar dapat memastikan terpenuhinya kebutuhan debitur, termasuk jika dibutuhkan tambahan pembiayaan. Berdasarkan PMK 70/2020, pemerintah menempatkan uang negara di bank-bank Himbara untuk disalurkan sebagai kredit produktif, khususnya kepada segmen UMKM. Penempatan dana tersebut di Bank Mandiri adalah sebesar Rp10 triliun, di mana Bank Mandiri telah menyiapkan alokasi pembiayaan sebesar Rp20 triliun untuk segmen UMKM. Berdasarkan pipeline tersebut, jelasnya, penyaluran kredit khusus segmen UMKM akan diarahkan ke sektor-sektor produktif antara lain pertanian, perkebunan, jasa dan perdagangan, industri pengolahan, pariwisata serta sektor lain yang memberikan dampak pada ketahanan pangan. Untuk mempercepat proses penyaluran dan implementasi protokol kesehatan dalam bisnis di era New Normal, pihaknya juga telah memanfaatkan dukungan TI dalam proses bisnis, seperti aplikasi Mandiri Pintar untuk memangkas proses administrasi dalam pengajuan kredit mikro produktif agar persetujuan bisa diperoleh dalam 15 menit. (sin/els/run)