METROPOLITAN - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk telah merealisasikan program subsidi bunga kepada 7,2 juta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang terdampak pandemi Covid-19, dengan total nilai Rp1,2 triliun. ”Ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun ini. Mudah-mudahan segera dalam kontrol yang baik oleh semua pihak, termasuk pemerintah,” kata Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, kemarin. Selain penyelamatan dalam bentuk restrukturisasi dan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya, BRI dengan program subsidi bunga bertujuan membantu para pelaku UMKM agar bertahan dan selamat menghadapi krisis pandemi yang belum pasti kapan berakhirnya. Subsidi bunga sangat bermanfaat bagi pelaku usaha UMKM, untuk memperpanjang napas UMKM yang sudah tidak punya tabungan, atau usahanya jatuh hingga 30 persen, serta modal kerja yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. ”Maka dengan subsidi bunga sesungguhnya akan menambah daya tahan para pelaku usaha UMKM,” katanya. Selain itu, penyerapan kredit memang bergantung pada permintaan atau demand yang ada dibutuhkan nasabah UMKM BRI. Awalnya permintaan kredit masih rendah sebelum pandemi, baik di perdesaan maupun perkotaan. Namun setelah pandemi untuk wilayah perkotaan saja menjadi 94 persen yang asalnya di bawah 12 persen. ”Memang di kota-kota besar baru bangkit permintaannya itu bulan Juli kemarin. Seperti Jakarta Tangerang, Bogor, itu masih di bawah 12 persen, sekarang sudah 94 persen. Artinya seluruh Nusantara permintaan kredit sudah mulai tinggi kembali. Mungkin sudah hampir 60 triliun KUR BRI tersalurkan dengan baik,” ujarnya. Peningkatan kredit itu didukung terobosan-terobosan yang dilakukan BRI dengan melihat perubahan perilaku masyarakat, yang sekarang mengakses program-program digital BRI dengan mudah dan terbuka lebar melalui ponsel. Sehingga memudahkan penyaluran KUR BRI kepada nasabah seperti melalui e-commerce Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee. Ada juga pelayanan secara konvensional melalui menteri-menteri BRI, yang sudah disebar di setiap desa di seluruh Indonesia. Sehingga masyarakat tidak jauh-jauh keluar dari desanya. ”Silakan berhubungan dengan menteri, dan di setiap 350 kepala keluarga ada satu agen Brilink mereka juga menjadi pintu masuk atau akses masyarakat untuk mendapatkan layanan-layanan BRI, termasuk layanan kredit usaha rakyat,” pungkasnya. (lip/els/run)