Minggu, 21 Desember 2025

Sektor Properti Tunggu Bunga KPR Turun

- Senin, 11 Januari 2021 | 19:02 WIB

METROPOLITAN - Mema­suki 2021, ada beberapa hal yang dapat diharapkan dari sektor properti. Di antaranya laju penambahan suplai pro­perti diperkirakan masih akan membanjiri pasar, hal ini kemungkinan diikuti pulihnya daya beli seiring membaiknya perekonomian dan wabah yang mulai terkendali. Sektor properti harus mela­kukan adaptasi dengan mengembangkan hunian yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat yang selama pandemi semakin membutuhkan lingkungan yang lebih sehat, koneksi internet yang gegas dan sta­bil, dan ruangan untuk mela­kukan aktivitas work from home dan school from home. Sektor properti juga harus berinovasi dengan melakukan digitalisasi mulai dari pame­ran properti dan showing unit secara virtual sampai ke tahap transaksi pembelian yang terakhir. Namun, pemulihan pro­perti juga tergantung pada kondisi makroekonomi dan politik serta tidak lepas dari sejauh mana pemerintah bisa secepatnya menanggu­langi pandemi Covid-19, termasuk dalam hal vaksi­nasi di mana Indonesia harus mengejar ketertinggalan agar pemulihan ekonomi nasional bisa cepat tercapai. Adanya reshuffle kabinet yang baru saja terjadi diharapkan juga bisa berdampak positif seka­ligus bisa mempercepat pe­mulihan ekonomi nasional. Salah satu upaya pemerin­tah untuk memulihkan eko­nomi nasional adalah dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp413,8 triliun untuk sektor infrastruktur sebagai ujung tombak perekonomian nasional pada 2021 menda­tang. Selain untuk pemulihan ekonomi, pembangunan in­frastruktur juga sebagai peny­ediaan layanan dasar serta peningkatan konektivitas. Marine menambahkan ba­hwa peningkatan konektivi­tas ini bisa berdampak langs­ung pada perkembangan properti pada daerah-daerah di luar Jakarta. RIPMI-H menunjukkan kenaikan indeks harga properti pada area-area yang terpengaruh pembangu­nan infrastruktur, khususnya akses transportasi. Karena itu, kawasan-kawasan di se­kitar kawasan hunian ter­padu (planned community), jalan tol baru, dan jalur trans­portasi massal semakin men­jadi incaran konsumen. Langkah pemerintah yang terus menitikberatkan pembangunan infrastruktur untuk konektivitas mem­buat konsumen semakin yakin bahwa properti-pro­perti di sekitar transportasi umum ini memiliki prospek yang bagus di kemudian hari. Di balik berbagai faktor pendorong tersebut masih timbul pertanyaan sejauh mana tingkat konsumsi dapat mendorong aktivitas eko­nomi khususnya transaksi properti. Menurutnya, pe­merintah perlu melakukan langkah-langkah untuk me­ningkatkan persepsi risiko kredit oleh industri per­bankan, agar suku bunga kredit dapat mengikuti turun­nya suku bunga acuan. Saat ini Bank Indonesia su­dah beberapa kali melakukan penurunan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Terakhir, Rapat Dewan Gu­bernur (RDG) Bank Indone­sia pada 16-17 Desember 2020 memutuskan untuk mem­pertahankan BI7DRR sebesar 3,75 persen dengan suku bunga Lending Facility sebe­sar 4,50 persen. Marine berharap agar laju penurunan suku bunga BI­7DRR ini diikuti pula oleh suku bunga KPR. Berdasarkan data hingga Agustus 2020, rata-rata suku bunga KPR dan KPA sejak Januari 2019 adalah 8,75 per­sen sementara rata-rata suku bunga BI7DRR berada di angka 5,15 persen. Adapun pergerakan suku bunga KPR dan KPA juga belum sedina­mis BI7DRR. (jp/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Update Harga Perak Hari Ini Minggu 21 Desember 2025

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:06 WIB
X