METROPOLITAN - Tren mengenakan pakaian bekas alias pakaian thrift saat ini sedang digandrungi, khususnya kaum milenial. Tren ini menjadi ceruk pasar tersendiri. Tak sedikit orang berlomba-lomba membuka usaha jual pakaian bekas. Uniknya, penjual tak meski memiliki took offline, bisnis thrift shop ini tetap bisa dijalani dengan memanfaatkan akun media social sebagai sarana promosi. Seperti salah satu toko thrift shop yang berada di Parung, Bogor, misalnya. Memanfaatkan media sosial, sapasang.thitftshop yang digawangi Visca dan Iqbal itu cukup melakukan promosi di Instagram dan Facebook. ”Awalnya karena kebetulan Visca memang selalu beli dan selalu cari pakaian thrift. Dari outfit-outfit yang digunakan Visca yang dibeli dari thrifting teman-temannya selalu tanya beli di mana dan selalu minta tips and trick cari baju thrift yang bagus dan murah. Jadi Visca punya tekad buka usaha thrift dari 2018, namun baru direalisasikan 2021,” terang Iqbal. Seperti namanya sapasang, Visca dan Iqbal hanya menjalankan usaha ini berdua dan belum ada karyawan lain. Dengan mencari pakaian random di Pasar Senen, Pasar Baru, dan seller thrift lainnya. Sapasang.thrifthop sudah banyak mengirim ke berbagai daerah seperti Solo, Kudus, Tasikamalaya, Banyuwangi, hingga Medan. Pakaian thrift yang dijual Visca dan Iqbal lebih fokus pada hoodie dan sweater branded yang masih layak jual seperti dari brand Uniqlo, H&M, dan Supreme. Harga yang ditawarkan juga sangat ramah kantong. Pembeli cukup merogoh kocek berkisar Rp35.000 sampai Rp75.000 sudah bisa tampil trendy. Bisnis yang memanfaatkan modal sedikit dengan keuntungan yang besar. Thrifting menjadi salah satu bisnis yang layak dicoba sebagai peluang usaha yang cocok untuk anak muda di tengah pandemi. (mg6/b/suf/run)