Metropolitan - Takdir dirumahkan alias di-PHK rupanya membawa jalan kesuksesan tersendiri bagi keluarga Yanthi, Owner Waroeng Cokelat yang membuka bisnis rumahan di Perumahan Indrapasta Kota Bogor. Sejak 2002, Yanthi sudah menekuni bisnis kue kering, chocolate bar, dan souvenir c o k e l a t yang serba home made. Bers ama sang putri, usaha rumahan Yanthi pun sukses berkembang hingga kini. Tak sedikit reseller yang menjual produk buatan Yanthi dan putrinya. Berawal dari kesulitan ekonomi karena kena PHK, Yanthie pun tak putus asa membangun bisnisnya. Proses jatuh-bangun membuatnya terus bangkit untuk mencoba mengembangkan bisnis rumahan. Sampai akhirnya kegiatan bikin kue yang semula hobi jadi bisnis menjanjikan untuk keluarga Yanthi. “Setelah mencoba berbagai usaha yang jatuh-bangun, akhirnya saya berpikir untuk memulai usaha yang diawali karena hobi bikin kue, cake gitu. Hasil saya bikin kue, saya bawa ke arisan atau pengajian sebagai buah tangan. Kemudian saya mencoba modifikasi dari rasa, bentuk sampai mencoba dengan bahan cokelat. Dari situ teman-teman pada mengenal produk saya dan pesan. Akhirnya saya mulai menerima pesanan dan mencoba merintis usaha dari kue ini,” ujar Yanthi. Banyaknya pesanan membuat Yanthi semangat belajar dan mengikuti kursus baking. Beberapa kursus dan pameran-pameran besar di dalam maupun luar negeri sering ia ikuti. Sampai akhirnya pada 2017, bisnis Waroeng Cokelat ini menjadi mitra binaan Pertamina. Yanthi mengaku usahanya terbantu oleh program mitra Pertamina. Mulai dari fasilitas permodalan, mendapatkan kesempatan mengikuti pameran, perizinan, serta pelatihan ekspor dan impor. “Banyak sekali yang dirasakan Waroeng Cokelat ini setelah menjadi binaan Pertamina. Diberi berbagai fasilitas, mulai dari modal, fasilitas pameran fisik/on line, fasilitas perizinan, serta pelatihan-pelatihan dari mulai pelatihan ekspor/impor, pelatihan marketing digital, dll,” jelas Yanthi kepada Metropolitan.id. Awal merintis bisnis, Yanthi mengerjakan produksi ini dibantu putrinya dan satu karyawan. Mereka mengolah kurang lebih 36 kilogram (kg) cokelat per bulan. Namun, kini Yanthi telah memiliki 15 karyawan dengan bahan baku cokelat bertambah pula menjadi kurang lebih 400 kg per bulannya untuk berbagai varian produk kue. Untuk memperkenalkan bisnisnya lebih luas serta menjangkau pemasaran, ia pun menggunakan strategi jualan online, merekrut reseller, serta selalu memberikan inovasi produk baru untuk mengatasi kejenuhan konsumen. Produknya kini sudah dipasarkan di toko oleh-oleh Bogor, Jakarta, Depok, Bandung, dan aktif penjualan melalui media sosial Instagram @kuweis_enak. “Sebetulnya penjualan online sudah saya tekuni dari awal usaha melalui reseller yang proses pemesanannya melalui WhatsApp. Dan penjualan online sekarang sudah dikaver keluarga seperti kakak, adik, dan reseller lainnya. Sekarang saya lebih fokus ke produksi dan manajemennya saja,” terangnya. (mg5/feb/run)