METROPOLITAN - Setelah melakukan rebranding dengan nama baru yakni Meta untuk induk perusahaannya, Facebook tampaknya sedikit goyah. Setelah beberapa waktu lalu sahamnya anjlok, kini berdasarkan data terbaru, pengguna harian Facebook juga dilaporkan turun drastis. Dikutip dari TheWashingtonPost, pengguna harian mereka turun dari 1,93 miliar menjadi 1,929 miliar di kuartal keempat 2021. Hal itu terkuak setelah Meta melaporkan pendapatannya pada Rabu (2/2) pekan lalu. CEO Meta sekaligus pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, menyebut bahwa hal ini merupakan kondisi yang berat bagi mereka. Mengutip USA Today, Zuckerberg mengatakan bahwa kondisi yang dihadapi perusahaan tak lepas dari tantangan yang muncul dengan keberadaan platform video TikTok. Kepada para investor, Zuckerberg mengatakan perusahaan menghadapi persaingan yang sangat berkembang, demi menarik perhatian orang-orang di dunia maya. Dan hal ini membuat mereka perlu bekerja lebih keras demi memastikan Reels menghasilkan lebih banyak uang. Buat yang mungkin belum tahu, Reels adalah fitur di Instagram yang menampilkan video pendek seperti yang ada di TikTok. Fitur ini dirilis juga sebagai upaya Facebook selaku pemilik Instagram untuk menjegal popularitas TikTok yang mulai naik daun sejak beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan tersebut, Zuckerberg juga menyampaikan bahwa perubahan Apple semakin mempersulit langkah mereka. “Orang-orang punya banyak pilihan soal bagaimana mereka menghabiskan waktu, dan aplikasi seperti TikTok berkembang sangat cepat,” kata Zuckerberg mengutip The Sun. Sementara itu, turunnya saham Meta juga semakim membuat Zuckerberg galau. Betapa tidak, saham Meta dilaporkan anjlok secara besar-besaran dan membuat Zuckerberg harus melepas sebanyak USD 29 miliar atau sekitar Rp416,84 triliun kekayaan bersihnya. Dalam pengajuan sekuritas, Meta memperingatkan, setiap penurunan di masa depan dalam ukuran basis pengguna aktif dapat berdampak buruk pada kemampuan mereka untuk memberikan tayangan iklan dan, pada gilirannya, kinerja keuangan. Seperti juga sudah kami beritakan sebelumnya, Zuckerberg dilaporkan kehilangan harta kekayaan mencapai USD 29,7 miliar atau setara dengan hampir Rp431 triliun lebih gara-gara saham Meta. Anjloknya nilai saham Meta juga membuat nilai valuasi pasar Facebook turun sebesar USD 230 miliar atau setara dengan Rp3,3 kuadriliun lebih. Disebutkan juga, penurunan tersebut adalah kerugian terbesar dalam sejarah perusahaan. Kekayaan bersihnya, yang sebagian besar dihasilkan dari saham Facebook-nya, diperkirakan mencapai USD 121 miliar pada penutupan pasar pada 2 Februari lalu menurut Bloomberg Billionaires Index. Dengan kehilangan harta akibat anjloknya nilai saham Meta, hal ini berdampak pada Mark Zuckerberg yang dipaksa keluar dari daftar sepuluh orang terkaya di dunia, yang pertama sejak Juli 2015 lalu menurut Bloomberg. Untuk diketahui, Facebook yang pada tahun lalu berganti nama jadi Meta, kini tak mau sekadar menjadi perusahaan media sosial, melainkan perusahaan metaverse yang berbasis Virtual Reality (VR). Dengan gagasan tersebut, investasi yang perlu digelontorkan juga sangat besar. Kendati begitu, tidak semua berita terkait Facebook pekan lalu merupakan hal buruk. Metrik pengguna lain menunjukkan pertumbuhan moderat. Aplikasi perusahaan, Instagram, WhatsApp, dan Messenger, terus menambah pengguna, meskipun sedikit. Dan jumlah pengguna yang masuk setiap bulan ke Facebook terus bertambah. (jp/feb/run)