METROPOLITAN - Setelah dua tahun pandemi Covid-19 berlangsung di Indonesia, pemerintah mulai melakukan sejumlah pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Di antaranya, tidak perlu lagi tes PCR dan antigen untuk menggunakan transportasi umum bagi masyarakat yang sudah dua kali vaksin. Hal itu didukung dengan terus menurunnya positivity rate serta tingkat kematian akibat Covid-19, seiring laju vaksinasi nasional. Diperkirakan sebentar lagi Indonesia akan beralih dari pandemi menuju endemi Covid-19, seperti negara lain. Fakta itu menumbuhkan optimisme bagi pelaku usaha untuk kembali beraktivitas. “Dua tahun belakangan ini merupakan masa berat. Ibaratnya dulu Indonesia sedang musim dingin. Kini sudah memasuki musim semi, momentum bagi semua orang mulai berusaha bangkit dan beraktivitas kembali,” ujar President Director & CEO Cigna Indonesia Phil Reynolds di Jakarta, Kamis (10/3). Ia mengakui pandemi Covid 19 yang sudah berlangsung dua tahun telah menghempas banyak industri. Beruntung, industri asuransi masih bisa bertahan seiring meningkatnya pemahaman masyarakat atas pentingnya proteksi terhadap kesehatan. “Tahun 2022 kita optimistis akan tumbuh lebih baik daripada tahun lalu. Apalagi, kondisi pandemi di Indonesia sudah mulai menurun. Beberapa aturan pembatasan dilonggarkan,” cetusnya. Di masa pandemi, pihaknya terus menjaga kepercayaan konsumen, seperti membayar klaim dengan cepat dan memberikan pelayanan terbaik. Hal itulah yang membuat kinerja perusahaan tetap terjaga. Regional Sales Manager Cigna Surabaya Lily Arishanti menilai dengan kondisi PPKM yang semakin longgar, ekonomi akan mulai bergerak, dan daya beli masyarakat meningkat. ”Sebab agen akan lebih leluasa melayani nasabah. Apalagi kesadaran tentang pentingnya proteksi kesehatan juga meningkat,” tambahnya. Head of Agency Sales Cigna Indonesia Shiddiq Alfarisi menambahkan, pandemi selama ini malah menjadi momentum. Saat daya beli turun, kebutuhan akan asuransi justru meningkat. ”Kanal bisnis keagenan memang anjlok karena adanya pembatasan tatap muka saat pandemi. Tapi kita tetap melakukan penetrasi pasar dengan memanfaatkan teknologi digital via aplikasi Webex,” sebutnya. Sepanjang tahun lalu, Cigna Indonesia membayar klaim sebesar Rp589 miliar, naik dari 2020 yang sebesar Rp423 miliar. Sementara Rasio Kecukupan Modal (RBC) pada kuartal keempat 2021 mencapai 267 persen, jauh di atas ketentuan pemerintah sebesar 120 persen. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, asuransi jiwa Indonesia tumbuh saat pandemi Covid-19. Sepanjang 2021, premi yang dihimpun industri asuransi jiwa di Indonesia mencapai Rp184,32 triliun. Angka itu tumbuh 7,21 persen dibandingkan realisasi pada 2020 yang tercatat sebesar Rp171,93 triliun. (jp/feb/ run)