METROPOLITAN.ID - Pakar Telematika Roy Suryo menduga video syur Rebecca Klopper disimpan di 'gudang' di dunia maya dan terbuka.
Menurut Roy Suryo, munculnya video syur artis Rebecca Klopper kembali terjadi disebabkan karena proses hukum atas kasus tersebut tidak tuntas.
Demi menutup kemungkinan video syur Rebecca beredar kembali terulang, kasus video syur tersebut perlu diusut secara tuntas.
Baca Juga: Kuatkan Kolaborasi Pemuda, APEKSI Lakukan Penandatanganan Komitmen Bersama
Hal itu membuat orang lain dapat mengaksesnya sehingga bisa diunduh.
"Masih ada beberapa video lagi, tergantung yang rekamnya masih mau keluarin atau tidak," kata Roy Suryo dikutip JawaPos.com, Sabtu 9 September 2023.
Menurut mantan politikus Partai Demokrat ini, sejumlah video syur Rebecca Klopper dibuat sekitar 3 tahun silam. Termasuk video syur berdurasi 11 menit.
Baca Juga: Blak-Blakan soal Cabut ke Atalanta, Charles De Ketelaere Ngaku Didesak Keluar dari AC Milan
Ia mengatakna, video syur Rebecca Klopper muncul di sejumlah platform media sosial dan menggemparkan jagat maya tidak lepas dari kesalahan pelaku. Oleh sebab itu, untuk mengatasinya, proses penegakan hukum harus dilakukan sampai tuntas.
"Penyebar tidak mungkin bisa menyebarkan kalau pelaku tidak menyebarkan. Kalau tidak RK (Rebecca Klopper) yang menyebarkan, pasti satunya yang menyebarkan," kata Roy Suryo.
"Saya lebih suka mengatakan, mendingan kasusnya dituntaskan. Yang kemarin kan belum tuntas, tidak jelas kasusnya gimana. Harus dicari betul pelaku yang awal. Kalau pelaku yang awal ketemu, kasus ini bisa tuntas. Harus dicari sumber aslinya dulu," jelas Roy Suryo.
Baca Juga: Ditinggal Anies, Poros Baru Pilpres 2024 Sandiaga Uno-AHY Menguat, Ini Kata Demokrat
Sebelum video syur Rebecca Klopper berdurasi sekitar 4 menit dan 11 menit beredar di media sosial, beberapa bulan lalu, sempat beredar video syur Rebecca Klopper berdurasi 47 detik.
Kasus ini sempat dilaporkan oleh Rebecca Klopper melalui kuasa hukumnya ke Bareskrim Polri pada 22 Mei 2023. Laporannya terdaftar dengan nomor LP/B/113/V/2023/SPKT/BARESKRIM POLRI.