METROPOLITAN - Di dunia ini, seseorang terlahir dalam situasi dan kondisi keluarga yang berbeda-beda. Ada yang tumbuh dalam keluarga yang penuh kehangatan dan kasih sayang, namun ada pula mereka yang tumbuh dalam keluarga tidak sempurna. Dan aku tumbuh dan besar dalam keluarga dengan kondisi yang kedua. Ayahku pergi meninggalkan keluarga kami di saat aku kecil dan memilih selingkuhannya. Dan selama belasan tahun, beliau hanya memberikan nafkah yang sangat sedikit bahkan sempat tidak menafkahi keluargaku selama beberapa tahun sehingga aku harus berjuang agar dapat meneruskan pendidikanku hingga sarjana. Aku banyak menerima cemoohan akibat kondisi keluargaku. ‘Anak kurang perhatian’, ‘anak yang dibuang’, ‘si pembawa kutukan’, ‘wanita yang tidak layak dipilih’, ‘wanita yang tidak mengerti cara mendidik anak’, hingga perkataan bahwa jika seorang lelaki menikah denganku maka kehidupan rumah tangganya akan hancur seperti keluargaku pun aku dapatkan. Sebenarnya aku sangat mengerti mengapa mereka berkata demikian. Mungkin karena mereka tahu bahwa ayahku tidak hanya memiliki satu selingkuhan, melainkan empat selingkuhan. Dan meskipun aku lulus sarjana dari salah satu dari tiga universitas terbaik di Indonesia, tetap saja aku dianggap tidak layak. Sebelumnya aku berpikir bahwa menikah adalah hal yang mustahil bagiku. Aku pernah gagal ketika hendak menikah dikarenakan lelaki tersebut merasa bahwa dia akan dibebani oleh ayahku untuk menafkahi adik tiriku. Bahkan dia berkata bahwa aku ini gila karena aku menggunakan gajiku untuk mendaftarkan ibuku pergi umroh. Aku pun mengalami depresi yang berkepanjangan. Namun ibuku dan sahabat-sahabatku berkata bahwa jangan putus asa dan teruslah berdoa. Hari demi hari, bulan demi bulan, aku terus membenamkan wajahku dalam sujud dan berlinang air mata bahwa akan ada keajaiban yang terjadi. Aku belajar untuk membangun kepercayaan diriku sekali lagi dan percaya pada Tuhan bahwa segala apa yang Ia takdirkan itu baik. Hingga suatu hari, entah dari mana jodohku datang di hidupku. Seorang lelaki yang mengubah caraku melihat dunia, dan membuatku takjub bahwa doa ini ternyata memang sampai ke langit. (bersambung)