entertaiment

Hanya Bisa Jadi Wanita yang Kedua(1)

Kamis, 21 Februari 2019 | 07:17 WIB

METROPOLITAN - Setelah ditinggal kekasih aku sungguh patah hati dan menutup diri dari lelaki manapun. Kini setelah kubuka hati ini, ternyata aku harus menghadapi kenyataan menjadi wanita kedua. Rela menjadi istri kedua Aku Andra, 26 tahun, bekerja di sebuah perusahaan swasta asing. Aku pernah patah hati ketika 4 tahun lalu kekasihku mengkhianatiku. Dia berselingkuh dan memilih bersama wannita yang lain, dan betapa pengecutnya dia kala itu. Ia membuatku “gerah” dengan sikapnya sehingga memaksaku untuk mengakhiri hubungan tepat saat ulang tahunku yang ke 22. Sejak itu aku membenci segala tetek bengek ulang tahun. Setelah kejadian itu, aku menjadi dingin dan tertutup pada setiap pria. Aku juga menarik diri dari pergaulan, menenggelamkan diri dalam pekerjaan. Hingga hari itu, beberapa hari menjelang ultahku ke 24, aku iseng online facebook. Seorang kenalan lama menyapaku, kenalan seangkatan saat kuliah, ia mengajak bertemu. Aku tahu ia sudah menjalin Long Distance Relationship (LDR) selama bertahun-tahun. Namun saat itu aku tidak ada perasaan apapun padanya dan lagi aku berpikir sudah waktunya aku ‘keluar dari gua’. Dia sangat menyenangkan. Easy going dan berwawasan luas. Selera dan hobi kami pun sama. Lagu lagu jadul, genre film, sama-sama suka bercanda, sama-sama menyukai makanan manis. Sikapnya pun lembut, beberapa kali ia menggandeng tanganku atau menyuapkan makanan padaku. Aku hanya berpikir “Ayo Andra, jangan gara gara kamu jomblo terus kege-eran!! Dia udah punya pacar wooyy!” Kami bertemu hampir setiap malam sepulang kerja, suatu kali saat aku tak bisa menemuinya ia merajuk. Suatu malam di bulan Juni 2 tahun lalu, ia menciumku dan mengatakan ia menyayangiku namun ia tak bisa menjanjikan. (cer/suf)

Tags

Terkini