METROPOLITAN - Aku terkejut ketika aku menatap kedua sosok manusia yang paling aku cintai tengah berbincang dan duduk bermesraan. Air mataku mulai mengalir deras ketika bibiku berkata bahwa mereka telah menikah. Ya Tuhan mengapa harus dia yang kau cintai? Mengapa harus mamahku yang dia pilih? Sejak saat itu hidupku benerbener larut dalam keterpurukan. Kehidupan malam jadi tempat pelarianku, aku tak perduli orang bilang apa karena mereka tidak mengerti apa yang aku rasakan saat itu. Hanya kesedihan dan benci yang berkecamuk di pikiranku. Sampai suatu hari aku mendengar kata-kata cinta dari seorang lelaki yang biasa nemenin aku di klub, dia mau mengeluarkan aku dari dunia kelam itu. 1, 2, 3 bulan berlalu akhirnya aku naik ke pelaminan bersama pria itu meskipun dalam hatiku tak ada cinta tapi aku harus hidup bersamanya karna aku telah mengandung anaknya. Tapi hanya kegelisahan yang kurasakan dalam kehidupan rumah tanggaku. Sepertinya aku belum bisa memaafkan mamahku. Setiap kali ada masalah dengan suami, aku selalu menyebut-nyebut nama mamahku dan menuduh suamiku sama saja dengan kekasih pertamaku. Ya Allah hanya engkau yang tahu berdosakah aku kepada Ibuku? Karna aku ga bisa menghapus rasa kesalku padanya, meskipun itu telah berlalu, meskipun aku telah memiliki kehidupan baru bersama suamiku. (cer)