METROPOLITAN.ID – Kabar tentang sosok Heimir Hallgrimsson mendadak menyita perhatian publik sepak bola Tanah Air.
Nama pelatih asal Islandia itu mencuat ke permukaan setelah disebut-sebut menjadi salah satu kandidat kuat pengganti Shin Tae-yong untuk menakhodai Timnas Indonesia.
Bukan tanpa alasan nama Hallgrimsson menjadi pembicaraan hangat. Pria berusia 57 tahun itu bukan sosok sembarangan di dunia kepelatihan.
Ia pernah mengantarkan Timnas Islandia, negara kecil di Eropa Utara dengan populasi tak sampai 400 ribu jiwa, menorehkan sejarah di Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018.
Kini, namanya kembali diperbincangkan karena dikabarkan masuk dalam radar PSSI sebagai calon pelatih baru Garuda. Setelah isu Timur Kapadze mencuat lebih dulu, kini giliran Hallgrimsson yang ramai dibicarakan publik dan media internasional.
Baca Juga: Ajak Organisasi Lingkungan, Pemerintah Kuatkan Langkah Nyata Hadapi Perubahan Iklim
Kabar minat Indonesia terhadap pelatih berlisensi UEFA Pro itu diungkap langsung oleh media asal Irlandia, Irish Examiner.
Federasi sepak bola Indonesia disebut tengah memantau situasi Hallgrimsson yang saat ini masih terikat kontrak dengan Timnas Irlandia.
Namun, masa depan sang pelatih kabarnya akan sangat ditentukan oleh dua laga terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa.
Irlandia, yang kini menempati posisi ketiga Grup F, wajib menang minimal sekali dari dua laga melawan Portugal dan Hungaria untuk menjaga peluang lolos ke babak play-off.
Jika gagal, kontrak Hallgrimsson diyakini tak akan diperpanjang, dan situasi itu bisa menjadi celah bagi PSSI untuk bergerak cepat.
“Nama Heimir Hallgrimsson disebut menjadi incaran utama federasi Indonesia (PSSI) apabila masa jabatannya sebagai pelatih Tim Nasional Irlandia berakhir bulan ini,” tulis Irish Examiner.
Salah satu alasan PSSI mempertimbangkan Hallgrimsson adalah gaya kepelatihannya yang dianggap dekat dengan karakter Shin Tae-yong.
Pelatih asal Islandia ini dikenal sebagai sosok yang disiplin secara taktik, cermat membaca permainan lawan, dan mengandalkan strategi serangan balik cepat yang efektif menghadapi tim-tim besar.