metro-sport

Dijuluki The Next Kevin

Jumat, 2 Agustus 2019 | 10:31 WIB

JAKARTA, Jawa Pos – Leo Rolly Carnando sedang menjadi sweetheart fans bulu tangkis Indonesia. Cowok kelahiran Klaten itu menjadi pahlawan Merah Putih dalam ajang Badminton Asia Junior Championships di Suzhou, Tiongkok, pekan lalu. Terjun di nomor ganda putra dan ganda campuran, dia selalu menjadi kunci kemenangan.

Leo sebenarnya ’’muncul’’ sejak tahun lalu. Bersama Indah Cahya Sari Jamil, dia merebut gelar juara dunia ganda campuran. Namun, tidak bisa dimungkiri bahwa kehebatannya di kejuaraan Asia junior membuat namanya semakin bersinar. Bukan hanya badminton lovers tanah air yang jatuh cinta.

Fans-fans dari Tiongkok pun terpikat. Bahkan, mereka menyebut Leo the next Kevin Sanjaya Sukamuljo. Itu tidak lepas dari posturnya yang mirip Kevin. Tidak tinggi. Namun, gaya mainnya bersemangat. Pukulan beruntunnya cepat. Lompatannya bagus. Leo malu-malu disandingkan dengan Kevin.

’’Ah, enggak. Belum. Saya nggak mau muluk-muluk dulu,’’ tutur Leo kemarin. Meraih dua gelar sekaligus di kejuaraan Asia junior tidak pernah ada dalam benaknya. Dia awalnya ditargetkan di ganda campuran. Sebab, dia dan Indah adalah unggulan pertama. Sedangkan dengan Daniel Marthin di ganda putra, dia unggulan kedua.

Namun, dalam dua laga rubber game superketat, Leo mampu mengatasi segala tekanan di final. Terutama dari dirinya sendiri. Yakni, kelelahan. ’’Sebenarnya setelah main di perempat final dan menang semua itu, badan sudah capek banget. Saya bilang sama pelatih kalau mata mulai nggak fokus,’’ ungkap Leo.

’’Sama dokter dari PBSI dikasih vitamin. Lalu tidur buat jaga kondisi. Lumayan lah,’’ tambahnya. Leo mengenal bulu tangkis sejak masih 2 tahun. Saat itu kakaknya, Samudra Buana, lebih dulu bergabung di klub Berkat Abadi. Empat tahun kemudian, Leo mengikuti jejak sang kakak dengan masuk PB PMS Solo. Dari sana, beberapa kali dia berusaha mengikuti audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis. Tetapi gagal terus. Suatu hari, nasib mempertemukan Leo dengan salah seorang PB Djarum Afiat Yuris Wirawan.

’’Saya disarankan tes di sektor ganda putra,’’ ungkap Leo. Leo ingat, pada 4 Januari 2015, dirinya berangkat ke Jakarta untuk tes dan langsung diterima. ’’Rasanya seneng banget,’’ ucapnya. Tidak berarti dia langsung meroket. Selama setahun Leo tak dikirim mengikuti turnamen di luar negeri.

Satu-satunya turnamen internasional yang diikuti ialah Badminton Asia Junior Championship U-17 & U-15 di Kudus, Jawa Tengah. Baru pada 2016 Leo merasakan pengalaman bertanding di luar negeri. Yakni Korea Open Junior dan Singapore Youth International Series.

Dalam dua event itu, dia berpasangan dengan Daniel. Mereka juga rajin mengikuti sirkuit nasional dan beberapa kali naik podium. Berkat itu juga Leo dilirik PP PBSI. Dia masuk SK Magang pada 2018. Di Cipayung, dia kembali dipasangkan dengan Daniel.

Sedangkan untuk ganda campuran, dia dipertemukan dengan Indah. Meski baru bermain bersama, dia dan Indah langsung tuned in. Terbukti, mereka meraih juara dunia junior. Leo/Indah bakal dipisah. Selepas naik kelas ke senior, Leo bakal fokus di ganda putra bersama Daniel.

Ada rasa gamang sekaligus excited menghadapi persaingan yang lebih tinggi. ’’Masuk senior berarti mulai dari nol lagi. Lawan juga sudah gede-gede. Latihan harus lebih giat, nggak boleh cepat puas,’’ kata Leo. Ganda putra Indonesia menguasai delapan besar peringkat BWF. Hal itu dimanfaatkan dengan baik oleh Leo. Di antara waktu senggangnya, Leo banyak belajar dari para seniornya. ’’Nggak sering-sering banget. Kadang-kadang saja. Kalau soal teknik, kebanyakan sudah dikasih tahu mereka sebelum saya tanya,’’ jelas Leo. (feb/c15/na)

Tags

Terkini