metro-jateng

Usai Tempeleng Jurnalis ANTARA di Semarang, Ini Respons Polri dan Permintaan Maaf Ipda E

Senin, 7 April 2025 | 08:30 WIB
Ipda E yang diduga tempeleng pewarta foto Perum LKBN ANTARA, Makna Zaesar. (X/@neVerAl0nely)

Baca Juga: Ramai Uang Konpensasi Sopir Angkot dari Dedi Mulyadi Disunat, Bupati Rudy Susmanto: Kalau Dishub Terlibat Kita Akan Copot!

“Polri sangat menyesalkan insiden ini. Kami harap ini menjadi evaluasi bersama dan kami memastikan protokol pengamanan dilakukan dengan cara yang profesional dan tidak emosional,” katanya.

Disisi lain, Direktur Pemberitaan ANTARA, Irfan Junaidi, menyatakan kejadian ini menjadi cermin penting bagi kedua institusi, Polri dan media untuk kembali memperkuat sinergi.

“Peristiwa ini harus menjadi bahan koreksi bersama. Kami tetap berkomitmen menjalankan tugas jurnalistik secara objektif dan profesional, serta tetap bermitra baik dengan Polri sebagai bagian penting dari pelayanan publik,” ujar Irfan.

Baca Juga: Minimania Jadi Salah Satu Destinasi Favorit di Puncak Bogor, Bahkan Ada Pengunjung dari Luar Pulau Jawa

Peristiwa tersebut bermula ketika pewarta foto ANTARA, Makna Zaesar, sedang meliput kunjungan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Stasiun Tawang, Semarang.

Dalam kesempatan tersebut, Kapolri dijadwalkan menyapa para pemudik, khususnya penyandang disabilitas dan lansia yang menggunakan kursi roda.

Setelah sesi tersebut, rombongan Kapolri akan melanjutkan agenda dengan memasuki gerbong kereta.

Saat itulah ajudan Kapolri, Ipda E, meminta jalur dibuka oleh Humas Polri dan awak media. Namun, dalam proses itu, terjadi cekcok antara Ipda E dan anggota Humas Polri.

Baca Juga: Komplek Perkantoran Pemkab Bogor Diterjang Hujan Deras dan Angin Kencang, Sejumlah Pohon Tumbang dan Tutup Akses Jalan

Melihat situasi mulai memanas, Makna Zaesar memilih untuk menjauh dari posisi awalnya. Namun saat ia hendak berpindah, dirinya mendengar ucapan yang cukup mengejutkan dari Ipda E.

“Sebelum saya pindah ke seberang, si ajudannya ini ngomel-ngomel sambil bilang, ‘kalian kalau dari pers, tak tempeleng satu-satu!’” ujar Makna.

Setelah mendengar ancaman itu, Makna kembali ke posisinya semula. Namun saat itulah dugaan tindak kekerasan terjadi.

“Saya dibilang begitu kaget ya, terus saya kembali ke posisi saya. Nah, waktu posisi mau balik itu dia mengeplak kepala saya. Jadi dia mengeplak ya, kalau bahasanya sini itu ngeplak bagian kepala belakang,” jelasnya.

Halaman:

Terkini