METROPOLITAN.id - Kekhawatiran orang tua siswa yang menginginkan anaknya divaksin jelang pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) rupanya tak dapat direalisasikan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor melalui Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dedi Syarif mengatakan, saat ini belum ada kebijakan yang memperbolehkan jika anak diusia 18 tahun kebawah divaksin covid-19. "Vaksin itu kan sudah diuji laboratorium dan uji klinis. Tetapi hingga saat ini dalam pedomannya tidak tercantum untuk anak usia 18 tahun kebawah, yang ada hanya untuk 18 tahun keatas dan orang lanjut usia," kata dia kepada Metropolitan, Jumat (21/5). Dedi mengungkapkan jika imunitas anak-anak pada usia 18 tahun kebawah sangatlah tinggi. Dalam arti rentan usia tersebut jika terpapar virus apapun akan bisa merecovery dengan imunitas yang alamiah di dalam tubuhnya. Sebelumnya, sejumlah orang tua murid mengaku khawatir jika anaknya terpapar covid-19 saat pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang bakal digelar Juli mendatang. "Interaksi antar murid itu lebih intensif jika dibamdingkan dengan gurunya. Sedangkan kita tidak tahu murid yang lainnya dari mana, menerapkan protokol kesehatan apa tidak di rumahnya?," kata salah satu orang tua murid, Stella Simanjuntak di Kelurahan Tengah Kecamatan Cibinong, Jumat (21/5). Stella mengungkapkan tidak cukup guru saja yang divaksin. Karena menurutnya jumlah guru di sekolah lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah siswa yang bisa mencapai puluhan orang. Meski telah diterapkan protokol kesehatan di area sekolah, ia menilai tidak menjadi jaminan jika anaknya nanti terbebas dari penularan covid-19. Ia meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor agar membuat skema yang benar-benar aman ketika pelaksanaan PTM. Seperti pengurangan jumlah siswa yang melaksanakan PTM ataupun beberapa opsi yang lainnya. "Kalau dimungkinkan siswanya divaksin juga, karena saya yakin yang khawatir ketika pelaksanaan PTM bukan saya saja tapi orang tua lainnya pun sama," paparnya. (mam)