METROPOLITAN.id - Bupati Bogor Ade Yasin melakukan perombakan besar-besaran kepada pajabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor (Pemkab) Bogor. Tak kurang dari 180 pejabat struktural di tingkat kelurahan, Kecamatan, hingga kepala dinas dirotasi olehnya.
Dengan adanya perombakan tersebut, Ade Yasin berharap seluruh program yang telah direncanakannya dapat terealisasikan. Terlebih saat ini dirinya tengah fokus kepada pemulihan ekonomi, penataan wilayah dan beberapa prioritas program lainnya. Dalam palantikan tersebut, Ade Yasin melantikan enam pejabat eselon II, diantaranya Nuradi yang semula menjabat Kepala Disperdagin, kini jabatan barunya Asisten Ekbang, Juanda Kepala DPKPP, kini jabatan barunya Kepala Dinas Pendidikan. Sedangkan Entis yang semula Kepala Dinas Pendidikan, kini jabatan baru Kepala Disperdagin, Mulyadi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, kini jabatan baru Staf Ahli, begitu juga Soni Abdussyukur yang semula Staf Ahli, kini jabatan barunya Sekretaris DPRD Kabupaten Bogor dan yang terakhir Hadijana semula Camat Cijeruk, kini jabatan baru Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat. "Asisten Ekbang, saya minta untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi. Hari ini pengangguran meningkat, ekonomi lambat maka harus ada perumusan kerja yang dirancang dengan baik," kata dia, Kamis (3/6) kemarin. Begitu juga dengan jabatan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Ade Yasin meminta agar Hadijana betul-betul melakukan pengwasan dan pelaksanaan program di lapangan dilakukan dengan baik. Salah satunya soal program SamiSade yang dimana ini merupakan upaya Pemkab Bogor untuk membangun desa. Karena ini anggarannya cukup besar, maka harus dikawal dengan baik Bahkan untuk Disperdagin Ade Yasin menilai masih banyak tugas yang belum selesai. Di antaranya soal pembangunan Rest Area Puncak, dan Penataan Pasar Cisarua. "Kedua hal ini adalah bagian dari wajah di kawasan wisata Puncak. Maka harus diselesaikan segera," paparnya. Terakhir untuk Dinas Pendidikan, dirinya meminta kesiapan yang matang menjelang pembelajaran tatap muka (PTM). Karena, merupakan wilayah pertama yang berani melakukan uji coba disaat pandemi covid-19. "Dinas Pendidikan juga harus fokus pada program vaksinasi ke tenaga pengajar, apalagi saat ini bakal ada PTM," ungkapnya. (mam)