Elevasinya bervariasi namun tidak tergolong ekstrem. Jalurnya meliputi jalan tanah, bebatuan, akar pohon yang menjulur, hingga tanjakan yang cukup menguras tenaga.
Medan ini sangat cocok bagi pemula yang ingin mencoba hiking pertamanya, serta bagi pelari trail yang ingin melatih teknik dan ketahanan fisik.
Kondisi jalur juga relatif bersih dan tertata, berkat perawatan dari warga lokal serta komunitas pecinta alam yang rutin melakukan pembersihan.
Baca Juga: Menang Lawan China, Marselino dan Nadeo Nyanyikan Lagu Tak Ingin Sendiri untuk Prabowo
Selain tantangan fisik, pengunjung juga disuguhi berbagai pemandangan menarik di sepanjang rute.
Mulai dari aliran sungai kecil dan jembatan bambu, hingga area perkebunan milik warga, serta titik-titik pandang yang memperlihatkan hamparan pegunungan dan lembah.
Bagi yang berangkat sejak dini hari, pengalaman trekking ke Cisadon bisa dilengkapi dengan pemandangan matahari terbit yang menawan, disertai kabut tipis yang menari di balik perbukitan.
Baca Juga: Konsisten Berkurban untuk Perkuat Tradisi dan Rasa Kemanusiaan
Salah satu alasan utama Cisadon begitu diminati adalah aksesnya yang relatif mudah.
Titik awal perjalanan yang paling sering digunakan adalah dari kawasan Sentul Selatan atau Desa Karang Tengah di Kecamatan Babakan Madang. Kedua lokasi ini bisa dijangkau dalam waktu 1 hingga 1,5 jam perjalanan dari Jakarta.
Setelah tiba di lokasi parkir, pengunjung bisa langsung memulai trekking ke arah desa Cisadon.
Baca Juga: Amankan Libur Panjang Idul Adha di Puncak Bogor, Kapolres Cek Sitem CCTV di Pos Gadog
Bagi yang berencana mengunjungi Cisadon, disarankan untuk berangkat di pagi hari agar dapat menikmati udara segar, pencahayaan yang baik untuk foto, serta kabut yang indah.
Karena jalur cukup menantang, terutama saat musim hujan, sepatu trekking atau trail run yang nyaman sangat dianjurkan.
Selain itu, wisatawan sebaiknya membawa bekal makanan ringan, air minum yang cukup, serta pakaian ganti.