Senin, 22 Desember 2025

Memberi Makna Pada Helaran

- Kamis, 23 Agustus 2018 | 09:32 WIB

Kemeriahan itu sudah selesai. Ri­buan orang telah menjadi saksi, Helaran dan Pawai Mobil Hias 2018 sebagai pamuncak peringatan Hari Jadi Bogor 536 telah berjalan dengan sukses. Hari itu Minggu, 12 Agustus 2018 itu, ribuan orang memang menyemut di Jalan Jenderal Sudirman, menyaksikan ber­bagai jenis pentas seni jalanan dan arak-arakan mobil hias. Tidak hanya dari Kota Bogor, peserta juga datang dari berbagai daerah lain. Diantara­nya dari Sumedang, Sukabumi, Cianjur, Subang, Bandung Barat dan Kabupaten Bogor. Mereka masing-masing memper­sembahkan jenis-jenis kesenian helarannya. Para perwakilan dari keenam daerah terse­but, mengapresiasi Pemerintah Kota Bogor. Mereka menilai, kegiatan tersebut merupa­kan ajang memperkenalkan, mempomosi­kan sekaligus menjadi pelestarian kesenian tradisional Jawa Barat. Walikota Bogor, Bima Arya menyebut He­laran sebagai identitas dan kebanggaan Kota Bogor.“Meriah helaran meriah pula Kota Bogor,menyaksikan helaran merasakan kebanggaan terhadap Kota Bogor dengan identitasnya yang luar biasa,” katanya. Dia berharap Helaran digelar setiap tahun, ka­rena acara ini merupakan tradisi dan budaya yang mempersatukan warga dengan bera­gam perbedaannya. Lalu apa makna lain di balik Helaran?Menurut Sekretaris Tim Pelaksana Indonesia’s Calen­dar of Events 2018 Kemenpar Mumus Mus­lim, Kementerian Pariwisata sudah mema­sukan Helaran Seni Budaya dan Pawai Mobil Hias Kota Bogor sebagai salah satu kalender agenda nasional. “Dari 3.000 event yang ada di Nusantara, hanya 100 kalender event yang sudah kami masukan sebagai agenda besar tahun yang terdaftar di ka­lender event kami,” ungkapnya. Bukan tidak mungkin jika helaran kelak bisa sejajar dengan event serupa di tingkat nasional. Diantaranya seperti Jember Fashion Festival dan Banyuwangi Etno Carnival. Hal itu disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay. “Saya pikir tinggal pu­blikasi dan sosialisasinya saja. Acara sebesar itu sebaiknya dimasukan menjadi materi atau konten promosi hotel-hotel. Bisa juga dijadikan sebagai program paket kunjung­an bagi tamu-tamu mereka,” kata Yuno. Sampai saat ini pun pelaksanaan Helaran memang sudah berpengaruh kepada para tamu hotel-hotel di Kota Bogor.“Ada sejum­lah tamu kami yang bertanya seputar acara helaran. Misalnya, acara helarannya di mana, dari sini ke acara helaran naik apa, acaranya ada apa aja. Cukup baik dampaknya bagi kami. Mungkin hotel-hotel lain juga merasakan hal yang sama,” ungkap Arimbi Dewi Margono, Public Relations Royal Hotel. Tidak hanya menjadi daya tarik wisata, ka­rena Helaran juga bermakna sebagai peles­tarian budaya, sekaligus hiburan bagi masy­arakat. “Jika dilihat, warga yang hadir mungkin lebih dari 10.000 orang. Tentunya ini sangat menggembirakan karena warga masih antu­sias ingin menyaksikan kesenian dan kebu­dayaan tradisional di tengah gempuran budaya asing,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Bogor, Shahlan Rasyidi. Zakaria, seorang warga Ciwaringin menga­ku rutin menyaksikan Helaran. Menurutnya selain meriah, kegiatan ini mengandung unsur edukasi bagi anak-anak muda Bogor. Sebab, berbagai kesenian dan budaya Sunda yang ada hampir dilupakan gene­rasi muda. ”Sebagai orang Sunda saya senang bisa melihat pawai kebudayaan Sunda yang sangat bagus ini, ini harus terus dilestarikan tentunya,” katanya. Bahkan bagi umumnya warga masyarakat, Helaran telah menyuguhkan hiburan ter­sendiri. Itu sebabnya Anistiara, seorang warga Bogordatang ke Helaran sejak pagi bersama suami dan dua anaknya. Menurut­nya Helaran sangat seru dan banyak pawai yang unik-unik. ”Harapan saya semoga acara seperti ini tetap ada terus dan sema­kin lebih baik.” (adv)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Memahami dan Menumbuhkan Ekonomi Kreatif

Rabu, 28 Desember 2022 | 00:15 WIB
X