Senin, 22 Desember 2025

Tarif Resiprokal Belum Direspons, IHSG Dibayangi Koreksi Tajam

- Rabu, 9 April 2025 | 09:14 WIB
Pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG). ( (Dery Ridwansah/ JawaPos.com))
Pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG). ( (Dery Ridwansah/ JawaPos.com))

METROPOLITAN.ID - Pasar keuangan domestik, khususnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diprediksi masih akan melanjutkan tren pelemahannya pada perdagangan Rabu, 9 April 2025.

Tekanan utama datang dari belum adanya respons konkret dari pemerintah Amerika Serikat terhadap usulan tarif resiprokal yang diajukan oleh pemerintah Indonesia.

Kondisi ini menambah kekhawatiran pelaku pasar terhadap arah kebijakan perdagangan global, khususnya antara dua negara dengan hubungan dagang yang cukup signifikan tersebut.

Baca Juga: Cek NIK KTP Online Tanpa Harus Antre ke Dukcapil, Begini Cara Selengkapnya!

Menurut Valdy, Analis Phintraco Sekuritas, IHSG sebenarnya menunjukkan ketahanan pada perdagangan dengan bertahan di atas critical support level 5.950 pada, Selasa, 8 April 2025.

Namun ketahanan tersebut belum cukup kuat untuk mengatasi tekanan global, terlebih karena belum ada perkembangan berarti dalam perundingan terkait kebijakan tarif impor antara Indonesia dan Amerika Serikat.

"Pemerintah Indonesia telah mengirimkan delegasi tingkat tinggi untuk bernegosiasi dengan pihak AS dan membawa sejumlah tawaran terkait kebijakan tarif resiprokal. Namun hingga mendekati batas waktu implementasi kebijakan tarif, belum juga ada tanggapan dari Pemerintah Amerika," ujar Valdy dalam riset hariannya, dikutip dari Suara.com.

Baca Juga: Mobil Listrik dari Cina Ini Bikin Fortuner dan Pajero Panik, BYD Denza N9 Segera Hadir di Indonesia

Dengan demikian, kebijakan tarif yang diumumkan AS pada 2 April 2025 akan tetap berlaku sesuai jadwal, yang diperkirakan memberikan tekanan tambahan terhadap pasar saham domestik.

Valdy memperkirakan, IHSG masih rawan untuk melanjutkan pelemahan ke kisaran 5.700 hingga 5.800 pada perdagangan Rabu.

Ini karena sentimen pasar belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan signifikan, sementara ketidakpastian global justru semakin meningkat.

Baca Juga: Rekomendasi Facial Wash yang Memiliki Kandungan Probiotik, Bantu Merawat Skin Barrier

"Selama belum ada kejelasan dari sisi kebijakan eksternal, terutama yang berkaitan dengan hubungan perdagangan bilateral, maka investor cenderung menahan diri dan menjauh dari aset berisiko seperti saham," tambahnya.

Merespons dinamika ini, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah strategis untuk meredam kepanikan pasar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Update Harga Perak Hari Ini Minggu 21 Desember 2025

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:06 WIB
X