Penurunan harga emas perhiasan ini membuka dua skenario bagi pemilik dan calon investor:
Baca Juga: 9 Atlet Hapkido Kota Bogor Siap Torehkan Prestasi Diajang Kejuaraan Nasional di Surabaya
- Momentum Profit Taking (Menjual)
Bagi individu yang membeli emas perhiasan di harga rendah (misalnya, beberapa tahun lalu ketika harga 24K masih di bawah Rp 1.500.000 per gram), koreksi harga ini adalah kesempatan terakhir untuk exit di level yang masih tinggi sebelum potensi penurunan lebih lanjut.
Ingat, saat menjual perhiasan, kerugian terbesar berasal dari hilangnya ongkos pembuatan (yang bisa mencapai 10-20% dari harga beli).
Harga yang diterima saat buyback hanya didasarkan pada harga emas murni (spot price) dikurangi biaya operasional toko.
Baca Juga: Pemkot Perkuat Akses Permodalan UMKM Lewat Program KUR, Target Wujudkan Kota Sukabumi Bercahaya
- Peluang Akumulasi (Membeli)
Bagi investor yang melihat emas sebagai aset jangka panjang dan percaya bahwa harga akan kembali menguat (seperti prediksi analis yang melihat tren bullish hingga 2027), penurunan ini dapat menjadi titik masuk yang menarik.
Emas perhiasan bukanlah instrumen ideal untuk investasi jangka pendek karena spread (selisih harga beli dan jual) yang lebar akibat ongkos pembuatan. Investasi murni lebih disarankan menggunakan emas batangan (ANTAM/UBS) bersertifikat.
Emas perhiasan cocok bagi yang ingin memiliki nilai simpanan sekaligus perhiasan yang dapat dipakai (wearable asset). Fokuskan pembelian pada kadar emas yang tinggi (22K atau 24K) untuk mempertahankan nilai terbaik.
Baca Juga: 5 Rumah Makan Ikan Bakar Terlezat di Situbondo, Wajib Dikunjungi Usai Berwisata ke Pantai
Harga emas perhiasan pada 23 Oktober 2025 yang menunjukkan tren koreksi adalah cerminan dari dinamika pasar global pasca-rekor.
Meskipun harga telah turun, valuasi per gram untuk semua kadar (10K hingga 24K) masih berada di level tinggi.
Investor disarankan untuk:
Jika tujuan utama adalah murni investasi, pilihlah emas batangan bersertifikat yang memiliki likuiditas tinggi dan harga jual kembali yang kompetitif.