METROPOLITAN.ID - Harga jual mobil listrik bekas di Indonesia dikabarkan mengalami penurunan harga yang signifikan. Bahkan ada beberapa merek mobil listrik anjlok hingga 60 persen.
Tak aneh banyak warga yang akhirnya urung membeli mobil listrik lantaran harga jual kembali atau harga bekas yang anjlok parah.
Menurut data yang diungkapkan Direktur OLXmobbi, Agung Iskandar, pasar mobil listrik bekas di Indonesia menghadapi tantangan signifikan terkait penurunan harga.
Baca Juga: Gapensi Usung Eep jadi Calon Ketua Kadin Purwakarta
Kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) mengalami penyusutan nilai yang jauh lebih cepat dibandingkan mobil berbahan bakar konvensional (ICE) dan hibrida (HEV).
Depresiasi harga tahunan untuk mobil listrik bekas rata-rata mencapai 35–60 persen. Sedangkan mobil mesin konvensional dan hibrida hanya mengalami penurunan sekitar 10–15 persen.
Data internal OLXmobbi menunjukkan bahwa penurunan harga ini sudah terlihat jelas pada model-model yang dirilis pada tahun 2024.
Baca Juga: 5 Tempat Sarapan Pagi di Depok yang Enak, Murah, dan Bikin Semangat Seharian
Contoh depresiasi ekstrem terlihat pada beberapa model, dengan Wuling Air EV mengalami penurunan tertinggi hingga 60 persen.
Model lain seperti Mercedes EQS (52 persen), Hyundai Ioniq 5 (43 persen), dan BYD Atto 3 (40 persen) juga mengalami penyusutan nilai yang cukup besar.
Sebagai ilustrasi, sebuah Hyundai Ioniq 5 Long Range Signature 2025 yang semula dijual seharga Rp925,6 juta, kini ditawarkan di kanal OLXmobbi sekitar Rp435 juta.
Tak kurang ada tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan nilai jual mobil listrik.
Pertama, pasokan terbatas. Jumlah mobil listrik bekas masih sangat sedikit karena lonjakan penjualan mobil baru baru terjadi dalam setahun terakhir.
Kedua, harga mobil baru yang belum stabil.mTren penurunan harga mobil listrik baru secara global juga berdampak langsung pada pasar bekas di Indonesia.