METROPOLITAN – Bogor memang gudangnya kerajinan, bahkan tak sedikit berbagai kerajianan asal Bogor berhasil mendunia. Ya, salah satunya kerajinan kaleng krupuk mini yang berlokasi di Jalan Bina Citra, Pakan Sari, Cibinong, yang berhasil di export hingga ke Eropa.
Jelang lebaran, kerajian kaleng kerupuk ini juga kebanjiran orderan. Bukan hanya sebagai kaleng kerupuk, kaleng mini ini pun dijual sebagai kaleng untuk kue lebaran. Pemilik kerajinan kaleng kerupuk Agus Hariantono menuturkan, kaleng kerupuk yang diproduksinya dapat digunakan tempat yang lainnya juga, seperti makanan ringan atau kue-kuehan. Seperti yang terjadi saat ini, Agus kebanjiran orderan di bulan ramadan, karena banyaknya masyarakat yang memesan kaleng mini untuk kaleng kue ringan saat lebaran.
Selama bulan ramadan kenaikan mencapai hingga 20 ribu pesanan, dengan berbagai ukuran dan motif. Kenaikan tersebut dihitung selama dua minggu di bulan ramadan. Sebelumnya penjualan kaleng kerupuk ini hanya dua ribu perbulan, dengan berbagai jenis ukuran dan motif. “Untuk ukurannya memang beragam, mulai dari 5x7 sentimeter 6x8 sentimeter 7x10 sentimeter 9x12 sentimeter 11x12 sentimeter 13x15 sentimeter 15x19 sentimeter. Kita juga sediakan pesanan, jadi pembeli bisa pesan dengan ukuran dan motif yang mereka mau,” ujar Agus kepada Metropolitan.
Harga yang disediakan cukup beragam, mulai dari Rp7 ribu hingga Rp700 ribu per kaleng. Harga tersebut tergantung dari ukuran, bahan dan motif yang ditentukan. Bahan yang disediakan mulai dari, alumunium, kaleng, stenlis dan kuningan. Produksi kaleng ini juga sudah menyebar di seluruh Indonesia, hal tersebut berawal dari dibukanya website www.kalengkrupuk.com penjualan kaleng ini semakin meningkat dan memiliki beberapa pelanggan yang bekerja sama.
Awal merintis usaha ini, Agus memiliki modal hanya Rp100 ribu dengan omset Rp300 ribu per produksinya. Saat ini Agus sudah memiliki omset lebih dari Rp150 juta per bulan. Penjualannya bukan hanya di Indonesia, bahkan Australia memesan sebanyak 500 dengan bahan stenlis berukuran 20x50 dan bermotif wayang. Singapura pun sama, memesan sebanyak 200 buah, Malaysia sebanyak 200 buah. “Jadi memang hampir setiap bulan kita selalu kirim barang ke luar. Karena memang lumayan banyak di pakai,” ungkapnya. (cr1/b/mam)
