METROPOLITAN – Pendiri layanan uang elektronik (e-Money) Paytren Yusuf Mansur bertekad akan membeli bank lagi dan unicorn (sebutan untuk perusahaan startup yang nilainya di atas 1 miliar dolar Amerika Serikat). Tekad itu disampaikan saat peluncuran e-Money Paytren di Pesantren Daarul Qur’an di Tangerang yang dihadiri sebelas menteri dan pejabat setingkat menteri. “Insya Allah, kami siap beli-beli (startup) unicorn. Kami juga siap membeli 15 bank dalam kurang dari tiga tahun,” ujar Yusuf Mansur.
Paytren memang telah membuka jalan untuk pengumpulan dana dari masyarakat (crowdfunding). Paytren juga punya potensi mengelola dana sebesar Rp30 triliun sebulan. “Itu bukan hal mustahil karena sebelum layanan kami dihentikan Bank Indonesia, Paytren telah mengelola Rp2,3 triliun,” terangnya.
Dengan model pengumpulan dana gotong-royong seperti Paytren, peluang membeli bank lagi dan unicorn, menurut Yusuf Mansur, bukan hal mustahil. “Bulan lalu kami sudah membeli saham bank BRI Syariah,” katanya.
Yusuf punya hitungan sederhana. Bila anggota Paytren sudah mencapai 60 juta orang, maka dana kelolaan perusahaan bisa mencapai Rp120 triliun. Jadi setiap orang hanya perlu menyediakan uang Rp2 juta setahun atau Rp166.700 per bulan.
Yusuf pun merintis layanan Paytren pada 2013. Perusahaan teknologi finansial atau fintech ini memiliki hampir 2,2 juta mitra yang tersebar di dalam negeri dan 35 negara lain.
Pemberian izin Paytren disambut baik oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Kehadiran Paytren bisa meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. “Sekarang inklusi keuangan di Indonesia hanya 36 persen,” ujarnya.
Rudiantara menuturkan, pemerintah menargetkan adanya kenaikan inklusi keuangan hingga 75 persen. Adapun saat ini cakupan operator selular di Indonesia telah lebih dari 75 persen. Adanya Paytren bisa mempercepat pencapaian target tersebut. (tem/mam/py)