METROPOLITAN – Semula tarif dihargai Rp1.352 per kWh dan akan turun menjadi Rp1.300 per kWh. Adapun penurunan ini diberikan karena efisiensi perusahaan dan penyesuaian atas terjadinya harga minyak dan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
“Dengan adanya insentif ini, PLN ingin memberikan ruang untuk pelanggan R-1 900 VA Rumah Tangga Mampu (RTM) agar bisa lebih banyak memanfaatkan listrik untuk menunjang kegiatan ekonomi dalam kesehariannya,” ujar Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN, I Made Suprateka. Made mengatakan, listrik sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat saat ini. Seluruh aktivitas masyarakat ditopang pasokan listrik. Insentif penurunan tarif bagi RTM 900 VA ini tidak menyertakan syarat apa pun. “Silakan nikmati penurunan tarif ini. Gunakan listrik PLN dengan nyaman dan tentu saja aman,” katanya. Penurunan atau pemberian insentif tarif ini dilakukan karena PLN berhasil melakukan efisiensi di antaranya penurunan susut jaringan, perbaikan SFC (Specified Fuel Consumption) dan peningkatan CF (Capacity Factor) pembangkit. Selain itu, insentif diberikan juga mengingat kondisi harga ICP selama 3 bulan terakhir mengalami penurunan dari 62,98 dolar AS per barrel memjadi 56,55 dolar AS per barrel. Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, mengatakan, pemerintah menargetkan tidak akan menaikkan tarif listrik hingga akhir 2019. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo yang meminta ada kestabilan harga tarif listrik untuk menjaga kestabilan ekonomi hingga dua tahun mendatang. ”Saya bertemu Presiden Joko Widodo minggu lalu dan beliau mengatakan berupaya mempertahankan tarif listrik hingga akhir 2019,” kata Jonan. Jonan menampik permintaan itu ada kaitannya dengan pelaksanaan pemilihan umum 2019. Pertimbangan utama permintaan presiden untuk menjaga kestabilan harga listrik adalah kemampuan masyarakat dalam menyerap energi listrik. ”Saya kira bukan karena pemilihan presiden tapi lebih karena pemerintah mempertimbangkan kemampuan penyerapan listrik masyarakat,” terangnya. (dtk/tib/els/py)