METROPOLITAN - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan bantuan berupa mesin dan perlengkapan industri alas kaki kepada Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Iman. Kementerian menilai pemberian tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemandirian Ponpes. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin), Gati Wibawaningsih, menilai kebutuhan para santri akan alas kaki cukup tinggi. Di samping itu, daya tahan sandal hanya 2-3 bulan jika digunakan setiap hari. ”Daripada beli di luar (lingkungan ponpes, red) mending produksi sendiri. Nanti kelebihan produksinya bisa dijual,” ujarnya. Gati menambahkan, kelebihan produksi alas kaki tersebut bisa dijual di sekitar ponpes ke penjuru negeri maupun menjadi barang ekspor. Sebab, setelah ini kementerian akan mengajarkan para santri mengenai pemasaran digital menggunakan program e-Smart IKM. Seperti diketahui, e-Smart IKM bertujuan menembus perantara dan langsung mempertemukan pelaku industri dengan pembeli. Dengan begitu, harga produk industri IKM akan lebih murah. Adapun Gati menyampaikan kementerian menargatkan bisa memberikan pelatihan kepada 1.500 santri melalui program ’Santriprenur’ sepanjang tahun ini. Akhir tahun lalu, kementerian mencatat telah memberikan pelatihan ke sekitar 3.000 santri. Gati menuturkan, kementerian juga memberikan bantuan perlengkapan penunjang IKM roti di Ponpes Ilmu Alquran. Selanjutnya kementerian akan memberikan bantuan kepada ponpes yang berkecimpung dalam sektor IKM busana muslim. ”Pokoknya kebutuhan dasar dan kebutuhan internalnya kami cukupi dulu, baru nanti mereka bisa jual ke luar (kelebihan produksinya, red),” paparnya. Sementara itu, Direktur IKM Kimia, Sandang, Kerajinan dan Industri Aneka Kemenperin, E Ratna Utarianingrum, menyampaikan kementerian secara total sudah memberikan bantuan kepada dua ponpes yakni Ponpes Nurul Iman dan Ponpes Sunan Drajat di Lamongan, Jawa Timur. Ratna menjelaskan, pemberian bantuan ini sesuai potensi ponpes dalam mengembangkan sektor IKM tertentu. Menurut dia, hasil produksi IKM ponpes bisa diekspor saat kualitas produksi ponpes tersebut meningkat. (bis/feb/py)