METROPOLITAN - Peternak Rakyat dan Peternak Mandiri (PRPM) menyambangi kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk membeberkan kondisi harga ayam hidup yang turun tajam. Sebab, saat ini harga jual ayam hidup di bawah harga acuan yang telah diatur pemerintah. Ketua PRPM, Sugeng Wahyudi, mengatakan, saat ini harga ayam hidup dijual di kisaran Rp15.000 per kilogram. Sementara dalam Peraturan Menderi Perdagangan (Permendag) Nomor 96 Tahun 2018, harga acuan ayam hidup sekitar Rp18.000-Rp20.000 perkilogram. ”Harga saat ini untuk di Jawa Tengah, Jogja dan Solo Rp10.500 per kilogram, ayam ukuran 1,8 kg. Kalau di Bogor dan sekitarnya masih Rp14.000. Lalu di Pantura itu sekitar Rp13.000,” ujar Sugeng di gedung Kemendag, Jakarta, kemarin. Kondisi ini dinilai sangat jauh dengan Harga Pokok Produksi (HPP) yang berada di kisaran Rp19.500 per kilogram. Hal ini yang menyebabkan peternak merugi. Kondisi ini sudah berlangsung lama. Bahkan, anjloknya harga ayam hidup sudah terjadi sejak September 2018. ”Sudah berlangsung tujuh bulan. Ini sangat memberatkan peternak,” katanya. Anjloknya harga tersebut, membuat banyak peternak gulung tikar. Sementara itu, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Pedaging Jawa Tengah, Parjudin, melaporkan, usaha selama tujuh bulan ini sudah merugi hingga Rp1,4 miliar. ”Sejak Oktober (rugi, red) Rp200 juta, sampai hari ini tujuh bulan berarti saya sudah rugi Rp1,4 miliar. Padahal, untuk produksi 100.000 itu kurang lebih Rp1,4 miliar cash-nya,” kata Parjudin. Ia bahkan telah menjual beberapa aset yang dimiliki untuk menutupi kerugiannya. ”Saya sudah jual ruko. Jual mobil satu, ruko satu. Utangnya belum ketutup,” ujarnya. Untuk mengangkat kembali harga ayam hidup, PRPM meminta pemerintah melalui Kemendag untuk turun langsung. Dengan begitu, ke depan diharapkan harga ayam sesuai harga acuan yang telah diatur. (in/suf/py)