Minggu, 21 Desember 2025

Pengusaha Bobba Ini Raup Puluhan Juta

- Senin, 23 September 2019 | 09:02 WIB
NYAMAN: Seorang pengunjung menikmati kopi di Jakarta. Kafe Caper ini cocok untuk bersantai dan kumpul bersama keluarga.
NYAMAN: Seorang pengunjung menikmati kopi di Jakarta. Kafe Caper ini cocok untuk bersantai dan kumpul bersama keluarga.

METROPOLITAN - Bukan lautan hanya kolam susu Kail dan jala cukup menghidupimu Tiada badai tiada topan kau temui Ikan dan udang menghampiri dirimu. Lirik tersebut barangkali menjadi inspirasi seorang Stephen Lesmana, pengusaha waralaba minuman olahan Caper alias counter anti baper. Caper adalah kafe yang menyajikan minuman kekinian berbagai macam olahan dengan topping pudding atau bubble. Bahan bakunya dari kakao, kopi dan teh nusantara. Lewat harga terjangkau dan bahan baku berkualitas, Stephen mengusung produk minuman olahannya lewat merk Caper. Caper yang dirintisnya sejak 2016 ini berhasil berkembang dengan menambah beberapa gerai yang tersebar di Jakarta, Tangerang, hingga Jogjakarta. Meski berasal dari latar belakang akademis sarjana teknik, Stephen berhasil mengembangkan usahanya tersebut dalam waktu relatif singkat. Jauh sebelum merintis Caper, sekitar delapan tahun lalu Stephen memulai usahanya di bidang penjualan minuman atau beverages di usia 25 tahun. Stephen yang saat itu bekerja sebagai seorang kontraktor memutar balik ’setirnya’ menjadi pengusaha kuliner minuman lantaran kegemarannya dalam berbisnis. Lewat merk Milkyway, Stephen merilis minuman dengan bahan dasar cokelat yang diraciknya sendiri. Pria berusia 33 tahun tersebut menyayangkan sumber daya Indonesia yang melimpah namun tak cukup dioptimalkan. Bahan kakao yang diambilnya dari Sulawesi pun melahirkan minuman Milkyway yang kini dipasarkan lewat beberapa gerai ritel supermarket. ”Saya melihat sumber daya kita melimpah dan kualitasnya sangat baik. Karena saya juga passion di bisnis mulai dari kuliah, makanya saya memilih jalan ini,” kata Stephen. Setelah berhasil merilis Milkyway, Stephen kemudian mendirikan kedai minumannya sendiri pada Februari 2016 lalu di Cengkareng, dengan nama Caper. Bisnis ritel di supermarket yang mulai goyang pada saat itu menambah keyakinannya untuk membuka kafe minuman sendiri dengan rasa yang autentik. Tak tanggung-tanggung, Stephen mengeluarkan modal hingga Rp70 juta untuk membangun bisnis minuman barunya tersebut. Namun, dia bilang sudah bisa balik modal dalam waktu tiga bulan, dengan catatan minimal minumannya laku terjual rata-rata 80 cup dalam sehari. Benar saja, dengan harga jual minuman Rp8.500- Rp15.000, Stephen berhasil menjual minumannya sebanyak 70-80 cup sehari. Uang yang dikumpulkan dalam sehari bisa mencapai Rp2 juta. Varian minuman yang ditawarkannya mulai dari choco banana, chocolate special, greentea matcha dan pudding bubble gum. Menyasar pasar menengah bawah, Stephen memakai jurus harga murah dan kualitas mumpuni dalam menjual produk minumannya. ”Andalannya harga terjangkau dengan kualitas terbaik,” katanya. Dengan omzet Rp2 juta sehari, Stephen bisa memperoleh laba hingga Rp30 juta dalam sebulan. Inilah yang membuatnya yakin balik modal bisnis ini bisa dicapai dalam kurun waktu tiga bulan. Meski saat ini banyak bisnis minuman bobba dan brown sugar di pasar, Stephen mengaku bisa terus bersaing lewat jurus harga dan kualitas yang diandalkannya tadi. Pesannya untuk para pebisnis muda, semoga bisa selalu inovatif dan teguh dalam berkarya. ”Daya tahannya harus kuat dan fokus,” ungkapnya. (dtk/suf/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Update Harga Perak Hari Ini Minggu 21 Desember 2025

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:06 WIB
X