METROPOLITAN - Berbagai upaya dilakukan masyarakat agar bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga mereda. Salah satunya Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kota Bogor yang menggelar seminar wirausaha bertema ‘Membangun Daya Tahan UKM di Masa Pandemi’ kepada 130 pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di mal BTM, akhir pekan lalu. Seminar itu juga dibarengi peluncuran Hipmi UKM Connection sebagai badan otonom dari Hipmi Kota Bogor dalam upaya membantu para pelaku UKM di Bogor agar lebih berkembang. Serta bertujuan memberdayakan dan mengoneksikan antar-UKM. Terlebih dalam kondisi pandemi, di mana UKM harus bisa bertahan. “Memang harus terkoneksi antar-UKM satu sama lain agar bisa tetap bertahan dan berkembang saat pandemi Covid-19. Ke depannya akan banyak program seminar dan lain-lain. Kami mencoba mencari solusi bersama untuk UKM dari Hipmi Kota Bogor,” kata Ketua Hipmi Bogor Connection Marwan Suherwan. Setelah peluncuran, pihaknya akan melakukan validasi terlebih dahulu kepada UKM sebelum melakukan lebih banyak seminar dan pelatihan. Selain itu, apabila ada UKM yang membutuhkan bantuan modal, bisa dibantu melalui koperasi Hipmi Kota Bogor. Dengan melihat usaha dari jumlah yang akan dipinjamkan dari koperasi. “Narasumbernya dari kami yang benar-benar ada usahanya dan berpengalaman. Kami berkoordinasi juga dengan Dinas Koperasi UMKM dan Disperindag Kota Bogor. Peserta yang daftar kali ini 130 orang, tetapi yang hadir 120 UKM Kota Bogor,” tambahnya. Ia mencontohkan, megoneksikan UKM seperti ada yang memiliki usaha ayam penyet dan ada yang memiliki usaha ayam potong. Mereka dikoneksikan Hipmi Connection. Jadi ketika pengusaha ayam penyet mencari bahan baku, bisa mengambil ke UKM ayam potong. Begitu juga yang lain, seperti sinergi antara penjual tanaman hias dengan penjual pot. “Ada 15 ribu lebih UKM, meski saat ini anggota Hipmi Connection baru 130 orang. Kami akan mencoba mengaomodasi semua,” tandasnya. Sementara itu, Ketua Hipmi Kota Bogor Zulfikar Priyatna menyebut hal ini sudah dilakukan sejak enam tahun lalu. Namum baru tahun ini Hipmi Kota Bogor melakukan peluncuran karena sudah diresmikan sebagai badan otonom yang diperbolehkan sesuai peraturan Hipmi. Dibentuk secara resmi dengan pengurus tersendiri. “Satu bulan bisa 40 pengusaha lebih yang daftar, tetapi yang lolos kurang dari 10 persen. Rata-rata tidak lolos usia yang sudah tua. Karena batas usia Hipmi 40 tahun. Kendala lain, tidak sanggup membayar iuran. Ada juga yang belum memiliki izin usaha. Kami ikhtiar untuk membantu UKM,” ujarnya. “Selain itu, kami ada lembaga bantuan hukum dan nanti dibantu. Kalau ada yang butuh modal bisa dibantu melalui pinjaman koperasi Hipmi,” ungkap Zulfikar. Ia melanjutkan, Hipmi Kota Bogor bisa benar-benar sebagai solusi tidak hanya berbicara saja, tetapi secara profesional membentuk tim pemasaran, tim marketing, desain, branding hingga packaging. “UKM tinggal datang ke Hipmi Kota Bogor. Contohnya kerja sama dengan ibu-ibu Persit Kartika Candra Kodim 0606/Kota Bogor yang menjadi juara nasional kejuaraan kewirausahaan yang digelar angkatan darat. Begitu melihat barang bagus, kami siap memasarkan. Jadi kami tidak main-main,” tuntas Zulfikar. (ryn/feb/run)