METROPOLITAN - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut selama ini pemberian subsidi energi baik listrik dan elpiji tiga kilogram tidak tepat sasaran. Sehingga pemerintah akan melakukan reformasi subsidi energi pada tahun depan. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengaku nantinya pemerintah akan mengubah skema pemberian subsidi menjadi berdasarkan target penerima. Sebab, selama ini masyarakat mampu atau orang kaya juga ikut menikmati subsidi tersebut. Febrio menyebut hingga kini pemerintah memberikan subsidi kepada masyarakat miskin berdasarkan pada komoditas, seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik, dan elpiji. Nantinya, kebijakan subsidi berbasis komoditas diarahkan menjadi berbasis target penerima melalui integrasi dengan bantuan sosial secara bertahap. Selain itu, lanjut Febrio, subsidi yang non-targeted pada listrik dan elpiji justru menimbulkan kebocoran manfaat. Hal itu dikarenakan kalangan kaya dapat menikmati lebih banyak dari masyarakat miskin. Kita juga melakukan transformasi subsidi listrik rumah tangga akan terintegrasi dengan program bantuan sosial dan ini dilakukan secara bertahap,” ujarnya dalam Badan Anggaran (Banggar), Rabu (9/6). Febrio menegaskan, nantinya pemerintah akan mengarahkan subsidi energi tahun depan hanya kepada kelompok masyarakat miskin yang berhak menerima bantuan pemerintah. Nantinya diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat miskin dan rentan untuk mendapatkan kebutuhan energi. Dalam praktiknya, target sasaran penerima subsidi elpiji yakni 40 persen keluarga berpendapatan terbawah yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Di sisi lain, pemerintah juga akan menggunakan mekanisme harga pasar dalam pemberian subsidi untuk memanfaatkan momentum penurunan harga minyak. Hal yang sama juga dilakukan dalam pemberian subsidi listrik yang akan menyasar rumah tangga miskin dan rentan sesuai DTKS. Karena itu, 15,19 juta pelanggan listrik R1 450 VA yang tidak masuk DTKS akan dikeluarkan dari kelompok penerima subsidi. (jp/feb/run)