METROPOLITAN - Satgas Waspada Investasi (SWI) meminta masyarakat mewaspadai penawaran akses jasa keuangan khususnya pinjaman online (pinjol) ilegal. Sebab, hingga kini masih banyak masyarakat yang terus tergiur kemudahan meminjam tanpa berhati-hati sehingga menjadi korban dengan utang yang menggunung. Ketua SWI Tongam L Tobing mengaku pihaknya bertugas melindungi masyarakat agar terhindar dari jebakan pinjol yang hingga kini masih berkeliaran. Pihaknya kembali menemukan dan menutup 103 entitas pinjaman online ilegal yang beredar melalui aplikasi di hp dan di website yang bisa merugikan masyarakat. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga bekerja sama dengan kepolisian dalam melakukan pencegahan melalui patrol siber dan menutup entitas pinjol ilegal yang ditemukan. “Mendukung upaya proses penegakan hukum yang dilakukan Kepolisian, kami terus melakukan pencegahan melalui patrol siber dan menutup entitas pinjol ilegal yang kembali kami temukan,” kata Tongam dalam keterangannya, Sabtu (4/12). Menurutnya, pemberantasan pinjol ilegal memerlukan kerja sama dari seluruh pihak, terutama masyarakat agar jangan mengakses pinjol ilegal yang bisa merugikan. Masyarakat yang membutuhkan dana untuk keperluan produktif diminta meminjam pada fintech lending yang terdaftar dan berizin di OJK. “SWI terus berupaya memberantas kegiatan pinjol ilegal dengan meningkatkan literasi masyarakat dengan menyebarkan konten-konten edukasi terhadap bahaya pinjol ilegal,” tuturnya. Saat ini, kata Tongam, beberapa media ruang di wilayah DKI Jakarta telah menayangkan iklan layanan masyarakat mengenai waspada pinjol ilegal. Sejak tahun 2018 hingga November 2021 ini, Satgas sudah menutup sebanyak 3.734 pinjol ilegal. “SWI mendorong penegakan hukum kepada para pelaku pinjaman online ilegal ini dengan terus menerus melakukan pemblokiran situs dan aplikasi agar masyarakat tidak ada yang mengakses,” pungkasnya. (jp/feb/run)